Pajak Karbon dan Potensi Energi Baru di Mata Cawapres

Pajak Karbon dan Potensi Energi Baru di Mata Cawapres

Pajak Karbon dan Potensi Energi Baru di Mata Cawapres-Foto:google/net-

Pajak Karbon dan Potensi Energi Baru di Mata Cawapres

 

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Dalam debat cawapres yang berlangsung pada Minggu (21/1/2024), Energi Baru dan Terbarukan (EBT) menjadi sorotan utama yang diangkat oleh kedua calon wakil presiden.

Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, mengkritik ketidakseriusan pemerintah dalam menggarap pajak karbon.

Menurutnya, pajak karbon yang seharusnya mendorong pembangunan rendah karbon belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.

Cak Imin juga menyatakan keprihatinannya bahwa tidak adanya pajak karbon dapat menghambat upaya negara mencapai emisi nol bersih dan menerapkan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) pada tahun 2060.

BACA JUGA:Navigasi Para Investor! Antisipasi Konsolidasi IHSG dan Rekomendasi Top Picks di Awal Pekan

Di sisi lain, Calon Wakil Presiden nomor dua, Gibran Rakabuming Raka, menyoroti potensi sumber EBT di Indonesia yang mencapai 3.686 gigawatt (GW).

Gibran optimis bahwa potensi besar ini dapat dikapitalisasi untuk mendorong transisi energi di tanah air. Potensi EBT yang begitu besar menawarkan peluang besar bagi Indonesia untuk bergerak menuju keberlanjutan energi.

Selain debat cawapres, dari lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), perhatian tertuju pada perusahaan tercatat atau emiten yang berfokus pada bisnis EBT.

Salah satu yang baru-baru ini mencuri perhatian adalah PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) milik konglomerat Prajogo Pangestu.

BACA JUGA:IHSG Berpotensi Bergerak Konsolidasi di Tengah Antisipasi Laporan Keuangan 2023 Kemarin!

Perusahaan ini sukses menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) mulai dari Selasa (3/10/2023) hingga Kamis (5/10/2023).

Harga pelaksanaan IPO ditetapkan di batas atas sebesar Rp780 per saham dengan jumlah saham yang dikeluarkan mencapai 4,01 miliar saham, setara dengan 3% dari total saham yang akan dicatatkan di Bursa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: