Rupiah Melemah Terhadap USD Akibat Sikap Hawkish The Fed yang Mempengaruhi Mata Uang Asia

Rupiah Melemah Terhadap USD Akibat Sikap Hawkish The Fed yang Mempengaruhi Mata Uang Asia

Rupiah Melemah Terhadap USD Akibat Sikap Hawkish The Fed yang Mempengaruhi Mata Uang Asia-Foto:google/net-

Rupiah Melemah Terhadap USD Akibat Sikap Hawkish The Fed yang Mempengaruhi Mata Uang Asia

 

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Rupiah Indonesia ditutup melemah terhadap Dolar Amerika Serikat pada Jumat, 23 Februari 2024, mencapai Rp15.597 per USD, dipengaruhi oleh pernyataan hawkish dari Federal Reserve (The Fed) mengenai suku bunga.

Sebagian besar mata uang Asia menunjukkan penurunan kolektif, mencerminkan sentimen yang meredup di kawasan tersebut, yang juga memengaruhi Indeks Dolar AS.

Menurut data dari Bloomberg pada pukul 15.00 WIB tanggal 23 Februari 2024, Rupiah melemah sebesar 0,05% atau 8 poin menjadi Rp15.597 per USD, mengikuti posisi yang menguat pada sesi perdagangan sebelumnya.

Pada saat yang sama, Indeks Dolar AS mengalami penurunan sebesar 0,07%, berada pada posisi 103,88 pada siang hari.

BACA JUGA:IHSG Terkoreksi, Kapitalisasi Pasar Bursa Menyusut Hingga Investor Asing Tetap Optimis

Sebagian besar mata uang Asia juga mengalami depresiasi terhadap Dolar AS. Yen Jepang turun sebesar 0,04%, Dolar Singapura melemah sebesar 0,05%, Dolar Taiwan menurun sebesar 0,15%, Won Korea mengalami koreksi sebesar 0,19%, dan Peso Filipina melemah sebesar 0,36%.

Selain itu, Yuan China mengalami penyesuaian sebesar 0,06%, Ringgit Malaysia melemah sebesar 0,08%, Baht Thailand merosot sebesar 0,22%, dan Rupee India melemah sebesar 0,06%.

Ibrahim Assuaibi, Direktur Laba Forexindo Berjangka, mengaitkan depresiasi ini dengan komentar hawkish The Fed dan data ketenagakerjaan AS yang kuat, yang melemahkan harapan awal akan penurunan suku bunga.

Dia juga menyoroti pernyataan Gubernur The Fed, Christopher Waller, pada Kamis, 22 Februari, yang menyatakan bahwa diperlukan lebih banyak bukti tentang perlambatan inflasi AS sebelum mempertimbangkan penurunan suku bunga.

BACA JUGA:Sukuk Ritel Seri SR020 dengan Target Penjualan Rp20 Triliun Segera Terbit pada Maret 2024!

"Komentar Gubernur Waller menunjukkan periode yang lebih panjang dengan suku bunga The Fed yang lebih tinggi, yang merugikan bagi pasar Asia karena kesenjangan imbal hasil antara yang berisiko tinggi dan rendah semakin menyempit," ungkap Ibrahim dalam risetnya pada 23 Februari 2024.

Dia juga menunjukkan bahwa alat CME Fedwatch menunjukkan penurunan harapan penurunan suku bunga The Fed pada Mei dan Juni 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: