Episode 2: 'Perjuangan Mencari Nafkah - Kisah Banta Berensyah'

Episode 2: 'Perjuangan Mencari Nafkah - Kisah Banta Berensyah'

Banta membaik sedikit, dia memutuskan untuk mencari Pamannya Jakub-foto: dok net-

BACA JUGA:Pagi Penuh Tawa - Cerita Duo Pasien Rumah Sakit Jiwa

Dengan hati yang penuh harapan, Banta melintasi hutan yang lebat. Langkahnya perlahan tapi mantap, sambil menghadapi berbagai rintangan seperti semak belukar yang menjulang tinggi dan lumpur yang licin.

Meskipun fisiknya lemah, semangatnya yang membara mendorongnya untuk terus maju.

Setelah perjalanan yang melelahkan, Banta akhirnya tiba di rumah pamannya. Rumah itu terlihat tua dan usang, mencerminkan sifat kikir pamannya yang terkenal di dusun tersebut.

Banta mengetuk pintu dengan hati-hati dan menunggu dengan harapannya yang tinggi.

BACA JUGA:SPSI Sumsel Tegas Tolak PP No.35

Pintu terbuka dan Pamannya Jakub muncul, tampak kaget melihat keponakannya berdiri di depannya.

"Apa yang kau inginkan, Banta?" tanya Pamannya dengan suara tajam.

Dengan penuh kerendahan hati, Banta menjelaskan keadaan ibunya dan dirinya yang hidup dalam kesusahan.

Dia bercerita tentang perjuangan mereka sehari-hari untuk mencari makanan dan berusaha bertahan hidup di gubuk bambu yang hampir roboh.

BACA JUGA:Misteri Drama 'Red Balloon': Apa Rahasia di Balik Persahabatan dan Cinta Mereka? Ikuti Ceritanya!

Pamannya Jakub mendengarkan dengan acuh tak acuh, tetapi Banta tidak menyerah.

Dia melanjutkan dengan memberikan gambaran tentang bakatnya bermain suling dan betapa ibunya terus berusaha untuk memberikan yang terbaik baginya.

"Aku tahu kau terkenal kikir, Pamanku, tetapi apakah mungkin kau bisa memberikan sedikit bantuan kepada kami? Setiap bantuanmu akan sangat berarti bagi kami," pintanya dengan penuh harap.

Paman Jakub terdiam sejenak, menatap wajah keponakannya yang polos dan penuh semangat. Beberapa detik kemudian, dia akhirnya mengungkapkan pikirannya, "Baiklah, Banta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: