Berkat Pemberdayaan BRI, Pengusaha UMKM Asal Sidoarjo Ini Sukses Tembus Pasar Ekspor dan Raup Ratusan Juta

Pengusaha UMKM Asal Sidoarjo Ini Sukses Tembus Pasar Ekspor dan Raup Ratusan Juta-foto: dok bri-
Sidoarjo, SUMEKSRADIONEWS.ONLINE – Menembus pasar ekspor merupakan impian banyak pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Namun, jalan menuju panggung internasional bukanlah perkara mudah.
Diperlukan inovasi, ketekunan, dan dukungan dari berbagai pihak agar produk lokal mampu bersaing secara global.
Kisah sukses PT Andara Cantika Indonesia, produsen parfum asal Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara pelaku usaha dan lembaga perbankan seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mampu mendorong UMKM go international.
BACA JUGA:Pemberdayaan BRI Bawa Pengusaha UMKM Aksesori Fashion Tembus Pasar Internasional
Didirikan oleh seorang perempuan inspiratif bernama Fanny Lia Sutanto, PT Andara Cantika Indonesia telah berhasil menembus pasar ekspor hingga ke Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Tak berhenti di sana, perusahaan ini kini tengah mempersiapkan ekspansi ke Nigeria—menunjukkan betapa potensi produk lokal bisa menjangkau pasar global dengan strategi dan dukungan yang tepat.
Kisah sukses ini tidak terlepas dari peran aktif Fanny dalam memanfaatkan berbagai program pemberdayaan UMKM yang diselenggarakan oleh BRI.
Salah satunya adalah BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2025, sebuah pameran dan forum bisnis berskala internasional yang diinisiasi BRI sebagai bentuk konkret komitmen untuk mendorong pelaku UMKM binaannya menembus pasar ekspor.
BACA JUGA:Kartini Zaman Now: Suryani, Pejuang Keluarga yang Naik Kelas Lewat KUR BRI
BACA JUGA:BRI Dukung UMKM Aksesori 'Gelap Ruang Jiwa' Tembus Pasar Internasional
Gelaran yang berlangsung pada 30 Januari hingga 2 Februari 2025 di ICE BSD City ini mencatatkan kesuksesan besar dengan lebih dari 69.000 pengunjung, transaksi senilai lebih dari Rp40 miliar, serta kontrak ekspor yang berhasil direalisasikan mencapai USD 90,6 juta atau setara Rp1,5 triliun.
Fanny Lia Sutanto bukanlah pelaku UMKM biasa.
Ia memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni di bidang parfum dan kosmetik.
Kecintaannya terhadap dunia wewangian membawanya melanjutkan studi di Grasse Institute of Perfumery, Prancis—pusat industri parfum dunia.
Tak hanya itu, ia juga meraih sertifikasi dari Comité International d'Esthétique et de Cosmétologie (CIDESCO) di Swiss, lembaga terkemuka dalam bidang estetika dan kosmetologi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: