Tren Investasi Saham di Tengah Gejolak, Peluang Tersembunyi di Balik Pelemahan IHSG

Tren Investasi Saham di Tengah Gejolak, Peluang Tersembunyi di Balik Pelemahan IHSG

Sukuk Ritel Seri SR020 dengan Target Penjualan Rp20 Triliun Segera Terbit pada Maret 2024!-Foto:google/net-

Dalam perdagangan tersebut, terdapat 245 saham yang menguat, 286 saham berakhir di zona merah, dan 222 saham stagnan.

Saham milik konglomerat TP Rachmat, PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA), menjadi saham dengan penurunan terbesar pada hari itu, turun sebanyak 10,16 persen ke level Rp1.015.

Saham ASSA diperdagangkan dalam rentang antara Rp1.000 hingga Rp1.140 pada hari itu. Selain ASSA, saham emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk.

(GOTO) juga mengalami penurunan sebesar 1,12 persen ke level Rp88, dan saham milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), turun sebesar 3,55 persen ke level Rp136 per saham.

BACA JUGA:IHSG Diproyeksi Melanjutkan Pelemahan, Analis Berikan Rekomendasi Saham

Saham-saham dari sektor perbankan juga mengalami penurunan, dengan saham BBNI menjadi yang paling menonjol dengan penurunan sebesar 1,59 persen ke level Rp9.300 per saham.

Selain itu, saham BBRI turun sebesar 0,92 persen ke level Rp5.375, saham BMRI turun sebesar 0,84 persen ke level Rp5.875, dan saham BBCA juga turun 0,27 persen menjadi Rp9.100.

Namun, saham-saham dengan kapitalisasi pasar besar seperti AMMN mengalami kenaikan setelah mengalami penurunan pada sesi perdagangan sebelumnya. Saham AMMN naik sebesar 5,45 persen ke level Rp5.800.

 

Selain AMMN, saham-saham seperti TLKM naik sebesar 0,27 persen ke level Rp3.710, BRPT naik sebesar 2,13 persen ke level Rp1.200, dan ADRO juga mengalami kenaikan sebesar 0,36 persen ke level Rp2.810 per saham.

BACA JUGA:Bursa Efek Indonesia (BEI) Memberikan Peringatan atas Peningkatan Harga Saham, Check This Out!

Faktor sentimen eksternal juga memengaruhi pergerakan IHSG pada hari itu.

Menurut Pilarmas Sekuritas, pelaku pasar masih menunggu data inflasi Amerika Serikat yang akan dirilis keesokan harinya, serta keputusan kebijakan moneter Bank Sentral Eropa (ECB) yang dijadwalkan pada pekan tersebut.

Data inflasi AS yang diperkirakan akan naik menjadi 3,6 persen YoY pada Agustus 2023 dari 3,2 persen YoY pada Juli 2023 dapat memengaruhi ekspektasi suku bunga global.

ECB, di sisi lain, diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya pada tingkat 3,75 persen dalam pertemuan mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: