Mengapa Kita Selalu Membandingkan Diri dengan Orang Lain? Ini Alasannya, Seperti dalam Lirik OJO DIBANDINGKE

Mengapa Kita Selalu Membandingkan Diri dengan Orang Lain? Ini Alasannya, Seperti dalam Lirik OJO DIBANDINGKE

Ilustrasi wanita merenung saat Membandingkan Dirinya dengan Orang Lain. (sumeksradionews. net)--

Mengapa Kita Selalu Membandingkan Diri dengan Orang Lain? Ini Alasannya, Seperti dalam Lirik OJO DIBANDINGKE

 

Jakarta, SUMEKSRADIO.disway.id - Seringkali kita merasa cenderung membandingkan diri dengan orang lain, seperti yang diungkapkan dalam lirik lagu "OJO DIBANDINGKE".

Namun, kita perlu menyadari bahwa setiap individu memiliki pengalaman hidup dan keberuntungan yang berbeda.

Kehidupan yang kita jalani memiliki nilai yang berharga dan seharusnya kita hargai dengan rasa syukur.

Meskipun kita sering mendengar nasihat untuk tidak membandingkan diri dengan orang lain, menghindarinya bisa menjadi tantangan.

BACA JUGA:Manfaat Batu Es Dapat Meredahkan Jerawat dan Mengurangi Tanda-Tanda Penuan? Lah Kok Bisa, Lihat Caranya Ini

Sebagai manusia, kita secara alami cenderung mengevaluasi diri dan membandingkan diri dengan orang lain dalam berbagai aspek, seperti pencapaian, penampilan fisik, kekayaan, dan kecerdasan. Mengapa kita melakukan hal ini?

Teori perbandingan sosial yang dikembangkan oleh psikolog Amerika Serikat, Leon Festinger, pada tahun 1954, memberikan penjelasan.

Teori ini menyatakan bahwa kita menilai nilai sosial dan pribadi kita dengan cara membandingkan diri dengan orang lain.

Bukti dari teori ini didukung oleh berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa sekitar 10 persen dari pikiran kita melibatkan perbandingan, seperti yang dilaporkan dalam Psychology Today.

Penelitian juga menunjukkan bahwa membandingkan diri dengan orang lain dapat menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik.

BACA JUGA:10 Skincare Wardah Terbaik di 2023 dan Panduan Penggunaan 4 Produk yang Efektif, Mencerahkan Kulit Wajah Anda

Namun, di sisi lain, membandingkan diri dengan orang lain juga dapat menyebabkan ketidakpuasan yang mendalam, rasa bersalah atau penyesalan, dan berperilaku merusak seperti berbohong atau menerapkan pola makan yang tidak sehat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: