Sejarah Kota Betung Banyuasin, Titik Awal abad ke-17 dan Saat ini !

Sejarah Kota Betung Banyuasin, Titik Awal abad ke-17 dan Saat ini !

Sejarah Kota Betung Banyuasin, Titik Awal abad ke-17 dan Saat ini ! -foto: google/net-net.

Sejarah Kota Betung Banyuasin, Titik Awal abad ke-17 dan Saat ini ! 

 

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Sejarah Kota Betung, sebuah kisah yang merentang jauh ke masa lalu, menyeret kita ke abad ke-17 Masehi, di mana Pitutur Pendahulu (Leluhur) Orang Tua Masyarakat Eks Masyarakat Rimba Asam, menandai titik awal perjalanan yang mengubah wajah sebuah daerah.

Kisah ini memulai perjalanan menariknya dengan jejak perantau yang bermula dari kota Demak, Jawa Tengah, merentasi Banten, Jawa Barat, hingga berlabuh di Sumatera, tepatnya di Lampung.

Mata pelajaran dari sejarah lisan menggambarkan perantau ini sebagai seorang yang dikenal dengan nama "Puyang Tulis" dan istrinya, "Puyang Batik", yang kemudian dikenal sebagai Puyang Betung (Muyang Betung).

Berada di bumi Palembang, mereka menjadi tokoh sentral dalam pengembangan Islam, merintis perlawanan melawan penjajah Belanja dan sekutunya sebelum akhirnya turut serta dalam momen bersejarah, Proklamasi Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.

BACA JUGA:Sejarah Desa Lubuk Saung dan Lubuk Rengas di Banyuasin, Kamu Harus Tau Nih !

Cerita berlanjut dengan gambaran epik tentang upaya mereka dalam membangun ladang pertanian, perkebunan, dan pemukiman, yang kemudian membentuk kampung dengan wilayah yang meluas, mulai dari Desa Durian Daun hingga Supat Musi Banyuasin.

Terpahat dalam cerita itu adalah sebuah wilayah yang disebut sebagai Tujuh Lenggu (Lembah) dan Tujuh Pematang (Bukit), menceritakan perjalanan mereka dalam mengukir peradaban di bumi yang dihuni.

Kisah ini tak lepas dari kehadiran sosok-sosok yang mengisi warna dalam jalinan hubungan keluarga dan kerabat dekat.

Puyang Reuming (Remayu), sang adik yang merantau ke wilayah Marga Sungsang, menandai perjalanan panjang keluarga ini.

BACA JUGA:Penemuan Pecahan Kapal di Mariana Banyuasin, Bukti Warisan Sejarah Kerajaan Sriwijaya di Indonesia

Marga Sungsang menyapa Marga Rimba Asam dengan sebutan "UWAK", mencerminkan kedekatan antara mereka.

Keberadaan Puyang Tombak Panjang sebagai hulubalang (Panglima Perang) turut memberikan warna tersendiri dalam kisah keluarga ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: