Makam Putri Padi Asal Sejarah SEKAYU, MUBA Mengandung Kisah Depati Tak Terpisah Dari Pangkalan Balai
Makam putri Sak-Ayu-Foto-
Makam Putri Padi Asal Sejarah SEKAYU, MUBA Mengandung Kisah Depati Tak Terpisah Dari Pangkalan Balai
SUMEKSRADIONEWS.ONLINE- Kisah legenda yang membentuk sejarah Kota Sekayu, Musi Banyuasin (MUBA), memiliki akar yang dalam dan merindukan sebuah masa lalu yang penuh misteri.
Di tepi sungai Musi, terdapat dusun yang dikenal sebagai Dusun Suak. Tempat ini menjadi saksi bisu bagi awal mula perjalanan yang mengarah ke pembentukan Kota Sekayu.
Dusun Suak dipimpin oleh seorang depati bernama Sahmab Bin Sahai, yang oleh masyarakat dikenal sebagai Puyang Bupati atau Puyang Depati.
Dengan berjalannya waktu, masyarakat pun berkembang, dan pemimpin dusun memutuskan untuk membuka wilayah baru di sekitar Lorong Pangeran yang diberi nama "Pangkalan Balai."
BACA JUGA:Mengenal Senjang, Sastra Lisan Budaya Ibukota Sekayu Musi Banyuasin Yang Memukau
Dengan demikian, nama dusun pun menjadi dua, Dusun Suak dan Dusun Pangkalan Balai, yang tetap dipimpin oleh kepala dusun bernama Sahmad Bin Sahaji, yang disebut dengan sebutan "Gindo."
Pada abad ke-17 Masehi, Kesultanan Palembang Darussalam berdiri di Palembang.
Hal ini berpengaruh besar pada perkembangan dusun-dusun di wilayah Sumatera Selatan, termasuk Jambi, Lampung, dan Bengkulu.
Wilayah ini hidup dalam kedamaian dan rukun di bawah naungan kesultanan.
Puyang Depati Sahmad Bin Sahaji, yang awalnya dikenal di Dusun Suak, diangkat oleh Sultan untuk mendirikan marga bernama "Marga Mantri Melayu" dengan pusat pemerintahan di Sekayu.
BACA JUGA:Mari Menjelajah! Kekayaan Budaya Suku di Ibu Kota Sekayu Muba, Kamu Suku Ini?
Inisiatif ini menciptakan suatu wilayah di Sekayu, terutama di sekitar areal persawahan Pang Sako. Dusun-dusun di Sekayu terus berkembang, dan areal ini mulai diberi nama "Semangat Padi Putri Sakayu."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: