Sejarah Sulawesi Barat Dimulai Abad ke-16, Kaya akan Perjuangan dan Penyatuan Kerajaan !

Sejarah Sulawesi Barat Dimulai Abad ke-16, Kaya akan Perjuangan dan Penyatuan Kerajaan !

Sejarah Sulawesi Barat Dimulai Abad ke-16, Kaya akan Perjuangan dan Penyatuan Kerajaan !-foto: google/net-

Sejarah Sulawesi Barat Dimulia Abad ke-16, Kaya akan Perjuangan dan Penyatuan Kerajaan !

 

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Sejarah Sulawesi Barat memiliki akar yang dalam dan kaya akan perjuangan dan penggabungan kerajaan-kerajaan yang sebelumnya terpisah.

Penyatuan kerajaan di Tanah Mandar, salah satu bagian dari Sulawesi Barat, telah memainkan peran sentral dalam membentuk identitas dan struktur sosial wilayah ini.

Dengan mempelajari sejarah panjangnya, kita dapat menemukan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana masyarakat Mandar mengatasi tantangan dan konflik yang datang dari luar, serta bagaimana kolonialisme Eropa, terutama Belanda, memengaruhi dinamika politik dan sosial di wilayah tersebut.

Sejarah dimulai pada Abad ke-16, ketika Raja Tomepayung dari Kerajaan Balanipa memainkan peran kunci dalam penyatuan berbagai kerajaan di wilayah tersebut.

BACA JUGA:Sejarah dan Pendiri Google: Inovasi di Era Dunia Digital !

Melalui perjanjian yang dikenal sebagai Assitalliang Tammajarra atau Perjanjian Tammajarra, kerajaan-kerajaan seperti Balanipa, Binuang, Sendana, Tapalang, Banggae, Pamboang, dan Mamuju bersatu untuk membentuk persekutuan Pitu Babana Binanga.

Dengan bimbingan dari Balanipa sebagai ketua dan Sendana sebagai wakil ketua, konfederasi ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan dan ketertiban di wilayah pesisir barat Sulawesi, tetapi juga mengendalikan perdagangan di kawasan tersebut.

Sementara itu, kerajaan-kerajaan di pedalaman juga membentuk persekutuan Pitu Ulunna Salu yang menjadi pemain penting dalam sejarah politik Sulawesi Barat.

Namun, kemakmuran dan kedamaian yang dicapai melalui penyatuan tersebut tidak lepas dari tantangan.

BACA JUGA:Sejarah dan Pendiri Google: Inovasi di Era Dunia Digital !

Konflik antar-kerajaan, seperti Perang Lahakang, Sungkiq, dan Damadamaq, sering kali menguji ketahanan konfederasi Pitu Babana Binanga dan Pitu Ulunna Salu.

Namun, melalui kebijakan yang bijak dan kesepakatan politik yang kokoh, Mandar berhasil mempertahankan kedudukannya sebagai kerajaan maritim yang kuat dan dihormati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: