Heerendiensten di Indonesia: Sejarah Kelam Pekerjaan Paksa yang Dilakukan oleh Daendels

Heerendiensten di Indonesia: Sejarah Kelam Pekerjaan Paksa yang Dilakukan oleh Daendels

Heerendiensten di Indonesia: Sejarah Kelam Pekerjaan Paksa yang Dilakukan oleh Daendels-Foto:google/net-

Heerendiensten di Indonesia: Sejarah Kelam Pekerjaan Paksa yang Dilakukan oleh Daendels

 

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Pada era kolonial di Indonesia, Heerendiensten menjadi bagian dari sejarah kelam yang melibatkan pekerjaan paksa di bawah kebijakan Louis Bonaparte dari Perancis.

Louis Bonaparte menggencarkan Heerendiensten sebagai upaya untuk memobilisasi rakyat Indonesia guna membangun pertahanan sipil dan militer, serta infrastruktur Jalan Raya Pos.

Berbeda dengan sistem tenaga kerja yang menggunakan tawanan atau tahanan, Heerendiensten melibatkan "Rakyat Bebas" yang, meskipun kadang-kadang mendapatkan upah, seringkali sangat minim atau bahkan tidak diberikan sama sekali.

Penerapan Heerendiensten terutama dilakukan oleh pemerintahan VOC dan kolonial Belanda di Indonesia.

BACA JUGA:9 Pondok Pesantren Terbaik di Banyuasin, Mari Perdalam Belajar Agama Islam di Sumatera Selatan !

Herman Willem Daendels, seorang pemimpin yang diangkat oleh Republik Batavia untuk memerintah wilayah Indonesia, terutama Jawa, memiliki keinginan utama untuk mendorong masyarakat Indonesia agar mau bekerja keras demi kepentingan pembangunan yang menguntungkan Kekaisaran Perancis.

Untuk mencapai tujuannya, Daendels merancang serangkaian langkah yang melibatkan bidang pertahanan, keamanan, dan administrasi.

Dalam hal pertahanan dan keamanan, Daendels melibatkan sejumlah kegiatan, termasuk pembangunan benteng-benteng pertahanan baru dan pangkalan angkatan laut di daerah Ujungkulon dan Anyer.

Namun, upaya membangun pangkalan angkatan laut di Ujungkulon tidak membuahkan hasil yang diinginkan.

BACA JUGA:Sejarah Jejak Kesultanan Palembang Darussalam di Banyuasin, Mari Eksplorasi Sejarah dan Warisan Budaya !

Tak hanya itu, Daendels juga mengambil langkah-langkah lain seperti peningkatan jumlah tentara dan pembangunan jalan raya sepanjang 1100 km dari Anyer hingga Panarukan.

Meskipun kegiatan ini mengubah citra Daendels dari pemuda yang mendukung semangat Revolusi Prancis menjadi sosok yang kejam dan diktator.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: