“Kami ingin membuktikan bahwa batik bisa fleksibel, modern, dan tetap terjangkau.
Pelanggan bisa memesan batik custom mulai dari Rp 250 ribu per potong,” jelas Umbar.
Ia pun menekankan bahwa batik tidak harus selalu identik dengan sesuatu yang mahal dan kaku.
Namun, perjalanan membangun Batik Tulis Soedjono tentu bukan tanpa tantangan.
Berbeda dari daerah lain yang sudah memiliki ekosistem batik mapan, Umbar harus membangun semuanya dari nol.
BACA JUGA:Intip Yuk! UMKM Go Global: Strategi Sukses Lewat Sinergi, Inovasi, dan Kolaborasi Lintas Lembaga!
Ia mendesain sendiri motif, membuat pola, mencanting, hingga mewarnai kain.
Baru setelah permintaan meningkat, ia mulai melibatkan masyarakat sekitar, khususnya ibu-ibu rumah tangga, untuk turut serta dalam proses produksi.
Kini, setelah lima tahun berdiri, Batik Tulis Soedjono telah berkembang pesat dengan memiliki sembilan karyawan tetap dan lima tenaga penjahit paruh waktu, semuanya berasal dari komunitas lokal.
Batik ini bukan sekadar kain, tapi juga medium pemberdayaan masyarakat,” tutur Umbar dengan bangga.
Perkembangan usaha ini tak lepas dari peran BRI, khususnya melalui Unit Sugio, Lamongan, yang secara aktif memberikan pendampingan kepada pelaku UMKM.
BACA JUGA:Intip Yuk! Komunitas Pelanggan: Strategi Cerdas Tingkatkan Loyalitas dan Repeat Order!
Umbar mendapatkan berbagai pelatihan, bimbingan pemasaran, hingga jaringan dengan penjahit profesional dari UMKM binaan BRI lainnya.
Bimbingan ini menjadi titik balik penting dalam perjalanan bisnisnya.