Targetnya bukan hanya konsumen lokal, tetapi juga diaspora Indonesia yang mendambakan rasa rumahan.
Produk perdana—Sambal Bawang Kawani—dipasarkan lewat media sosial.
Tak butuh lama, pesanan pertama datang dari komunitas pekerja migran di Taiwan.
“Sekali kirim bisa ribuan botol.
Mereka bilang rasanya mengobati rindu kampung halaman,” ujar Daniel.
BACA JUGA:Lewat Program Desa BRILiaN, BRI Angkat Camilan Lokal Hargobinangun Jadi Oleh-oleh Unggulan Sleman
Permintaan ekspor yang konsisten mendorong Kawani menambah varian.
Kini ada 18 rasa, mulai sambal ikan roa, cakalang, cumi, oseng iga, teri pete, hingga chili oil bergaya fusion.
“Tahun ini, buyer Taiwan memesan varian baru, bukan cuma sambal bawang,” paparnya.
Omzet pun melonjak ke kisaran puluhan juta rupiah per bulan—angka yang terus berfluktuasi mengikuti musim belanja daring di luar negeri.
Keberhasilan itu tidak tercapai sendirian. Sejak 2022 Daniel tergabung dalam Rumah BUMN BRI Jakarta, inkubator UMKM yang menawarkan pelatihan gratis seputar branding, digital marketing, manajemen konten, hingga sertifikasi halal.
BACA JUGA:Makin Bersinar, UMKM Perhiasan Asal Mojokerto Siap Go Global Berkat Dukungan BRI
“Di grup Rumah BUMN, kami rutin sharing.
Dari sana saya belajar memotret produk yang menarik, membuat copywriting, sampai cara menghitung HPP agar tidak merugi,” jelasnya.