PPPK tetap menggunakan struktur golongan sebagai dasar penghitungan, mulai dari Golongan I hingga Golongan XVI. Masing-masing golongan memiliki rentang gaji berdasarkan jabatan dan masa kerja.
Contohnya:
-
Golongan I: sekitar Rp 1.938.500 – Rp 2.900.900
-
Golongan II: sekitar Rp 2.116.900 – Rp 3.071.200
-
Golongan berikutnya meningkat bertahap sesuai beban tugas dan pengalaman.
Selain gaji pokok yang terstandarisasi, PPPK juga mendapatkan tunjangan kinerja. Besarnya bervariasi, biasanya antara 5% hingga 20% dari gaji pokok, tergantung instansi dan kompleksitas jabatan.
Dalam sistem single salary, komponen-komponen tersebut digabungkan, sehingga PPPK nantinya juga menerima satu angka gaji bulanan dengan format yang lebih sederhana, persis seperti PNS.
Simulasi Penghasilan: Dari Staf Administrasi hingga Jabatan Eselon
Untuk memberikan gambaran lebih konkret, berikut ilustrasi sederhana:
-
Staf administrasi di golongan bawah dapat menerima gaji tunggal sekitar Rp 4 juta, ditambah tunjangan kinerja sekitar Rp 1 juta, sehingga total mencapai Rp 5 juta per bulan.
-
Guru atau pejabat eselon IV dengan kategori medium grade akan memiliki pendapatan yang lebih tinggi. Besarnya mengikuti kombinasi grade, step, dan beban jabatan masing-masing.
Simulasi ini menunjukkan bahwa perubahan skema tidak hanya menyederhanakan proses administrasi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan ASN secara bertahap.
BACA JUGA:Perbedaan Gaji PNS dan PPPK Jika Skema Single Salary Diterapkan Pada 2026
BACA JUGA:Pemerintah Bakal Terapkan Single Salary? Segini Gaji PNS dan PPPK Jika Mulai Diterapkan 2026
Mengapa Single Salary Dianggap Lebih Adil dan Transparan?
Salah satu kritik terbesar terhadap sistem lama adalah ketimpangan tunjangan antar-instansi dan kerumitan penghitungan. Dengan model single salary:
-
Struktur pendapatan lebih mudah dipahami ASN.
-
Perbandingan gaji antar jabatan lebih transparan.
-