Selain faktor-faktor terkait dengan kebijakan The Fed dan inflasi AS, sentimen lain yang perlu diperhatikan oleh investor adalah pelambatan ekonomi global dan permintaan dari Bank Sentral di berbagai negara.
Ketidakpastian yang masih mewarnai situasi ekonomi global menjadi salah satu faktor yang membuat harga emas tetap tertekan.
Dalam konteks ini, Lukman Leong menyatakan, "Menjelang FOMC The Fed, harga emas diperkirakan masih akan tertekan hingga mencapai level US$1.900." Meskipun terdapat beberapa kenaikan tipis dalam beberapa sesi perdagangan sebelumnya, harga emas secara keseluruhan masih berada dalam tren penurunan.
BACA JUGA:Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Naik, Sentimen Penguatan Emas Terus Menguat
Sebagai contoh, harga emas berjangka naik tipis sebesar US$0,30 atau 0,02 persen menjadi US$1.932,80 pada Kamis, 14 September 2023, setelah sebelumnya mengalami penurunan sebesar US$2,60 atau 0,13 persen menjadi US$1.932,50 pada hari Rabu, 13 September 2023, dan merosot sebesar US$12,10 atau 0,62 persen menjadi US$1.935,10 pada Selasa, 12 September 2023.
Dalam situasi ketidakpastian ekonomi global dan potensi kenaikan suku bunga The Fed, investor tetap harus berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi mereka, termasuk dalam hal investasi emas.
Pergerakan harga emas global tetap akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan selanjutnya dalam pertemuan FOMC The Fed dan data ekonomi AS yang akan dirilis.
BACA JUGA:Indonesia Mampu Melewati Gejolak Ekonomi Global dan Targetkan IHSG 7.400 pada Akhir 2023
Ikuti terus Sumeksradionews.online atau bisa klik di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan berita-berita lainnya.