Sejarah Situs Pra Sriwijaya di Karang Agung Tengah Musi Banyuasin, Zaman Perdagangan di Sumatera selatan !
SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Sejak zaman prasejarah, wilayah Sumatera bagian selatan telah menjadi tempat nyaman bagi manusia untuk bermukim.
Lalu lintas manusia pada masa lalu telah menciptakan keberagaman tinggalan arkeologis, mulai dari masa prasejarah hingga masa kolonial.
Dengan letaknya yang strategis, wilayah ini menjadi salah satu jalur utama perdagangan maritim sejak awal abad masehi.
Pentingnya wilayah pantai timur Sumatera sebagai pusat perdagangan terungkap melalui penemuan di Situs Karangagung Tengah.
BACA JUGA:Cerita Turun Temurun, Inilah Asal Mula Desa Bailangu Muba dari Seorang Keturunan Sakti
Sejak abad ke-4 Masehi, artefak kayu rumah yang ditemukan di situs ini memberikan gambaran tentang kehidupan pada masa itu (Soeroso, 2002).
Balai Arkeologi Palembang dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional telah secara konsisten melakukan penelitian di berbagai lokasi seperti Lambur (Siti Hawa), Nipah Panjang, Gedungkarya, Karangagung, dan Air Sugihan sejak tahun 1990-an.
Hasil penelitian mencakup penemuan keramik, manik-manik, perahu kuna, tembikar, mata uang, serta struktur tiang rumah, memberikan pemahaman mendalam tentang kehidupan dan aktivitas perdagangan pada masa itu.
Eksplorasi Situs Karangagung Tengah: Pusat Perdagangan dan Permukiman yang Bersejarah
BACA JUGA:Inilah Alasannya! Sekayu Muba, dijuluki Kota Terbersih di Sumatera Selatan
Situs Karangagung Tengah, terletak di Tanahabang, Desa Sungsang IV, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Musi Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan, menjadi fokus utama penelitian arkeologis (Marhaeni, 2002: 65).
Selama periode 2000-2005, Balai Arkeologi Palembang menginvestigasi secara intensif situs ini, yang terletak di daerah aliran Sungai Lalan, khususnya di daerah rawa pasang surut (tidal swamp) (Rangkuti, 2008: 1).