Sungguh Miris! Akankah Menjadi Ladang Korupsi? Ketika Bendungan Tiga Dihaji di Musim Banjir, Ini Penjelasannya

Sungguh Miris! Akankah Menjadi Ladang Korupsi? Ketika Bendungan Tiga Dihaji di Musim Banjir, Ini Penjelasannya

Ketika Bendungan Tiga Dihaji di Musim Banjir -Oleh: Eva Agustina-

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Musim hujan telah tiba, Seperti biasa banjir sudah menjadi langganan di setiap tahunnya.

Upaya pemerintah dalam melakukan penanggulangan banjir dengan membangun bendungan atau drainase yang menghabiskan biaya yang cukup besar sekitar 3,7 Triliun ternyata tidak memberikan solusi yang mumpuni.

Bahkan telah diprediksi oleh seorang tokoh masyarakat dan sekaligus menjabat sebagai ketua Ikatan Warga Oku Selatan (IWOS) mengatakan bahwa bendungan tersebut tidak akan bertahan lama atau tidak kokoh. 

Hal ini berawal dari pembangunan tapak bendungan diduga menggunakan material batu Bukit Siki.

BACA JUGA:Mengapa Fenomena Banjir Terjadi Hingga Tahunan? Berikut Penjelasan Tentang Solusi Tuntas Mengatasi Banjir

Padahal batu Bukit Siki disinyalir tidak lolos uji laboratorium untuk digunakan sebagai folder tapak bendungan.

Adapun Bendungan Tiga Dihaji, kemungkinan jika dipaksakan untuk tapak tidak akan bertahan lama, tidak akan kokoh, dan bisa mengakibatkan hal yang sangat fatal di kemudian hari.

Oleh sebab itu, diharapkan kepada seluruh lapisan masyarakat dan pemangku kepentingan agar bersama-sama saling mengawasi proses perkembangan pembangunan Bendungan Tiga Dihaji tersebut.

Berbagai permasalahan sistem drainase perkotaan yang ada saat ini perlu mendapat perhatian lebih dari masyarakat, terutama pemerintah.

BACA JUGA:Mengapa Fenomena Banjir Terjadi Hingga Tahunan? Berikut Penjelasan Tentang Solusi Tuntas Mengatasi Banjir

Kenyataan di lapangan, beberapa lingkungan pemukiman di berbagai daerah memiliki jaringan drainase yang tidak berfungsi dengan baik.

Hal ini dapat terlihat dari pengelolaan bangunan yang tidak menggunakan standar bahan berkualitas baik, sehingga drainase tersebut berpotensi membahayakan masyarakat setempat.

Selain itu, di berbagai daerah juga banyak terdapat bangunan drainase yang gagal, seperti tidak ada pondasi karena hanya ditancapkan di lumpur saja, dan masih banyak lagi kasus serupa yang terjadi.

Sungguh miris, Permasalahan ini menambah panjang catatan proyek mercusuar rezim yang serampangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: