Ramadan 2024: Meniti Antara Tradisi & Eksplorasi Modern dalam Penetapan Awal Puasa
Kemenag Menegaskan Puasa 12 Maret 2024, Sementara Idul FItri Diprediksi Pada 10 April 2024-Foto: google/net-
Kemenag Menegaskan Puasa 12 Maret 2024, Sementara Idul FItri Diprediksi Pada 10 April 2024 - Simak Selengkapnya!
SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Pada tanggal 11 Maret 2024, gemuruh kegembiraan dan antisipasi melanda Indonesia ketika Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) mengumumkan jadwal awal puasa Ramadan 2024.
Lewat Kalender Hijriah Indonesia 2024 yang dikeluarkan oleh Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, umat Islam di negeri ini dibekali dengan pandangan yang lebih konkret tentang awal bulan suci ini.
Pengumuman tersebut menegaskan bahwa puasa Ramadan akan dimulai pada tanggal 12 Maret 2024, sementara Hari Raya Idul Fitri diprediksi akan dirayakan pada 10 April 2024.
Namun, di balik kegembiraan itu, terdapat perbedaan pandangan yang menarik.
BACA JUGA:Pemulangan Dramatis: Kisah Santri Gus Samsudin dan Langkah Taktis Menjaga Kondusifitas Wilayah
Salah satu organisasi Islam terkemuka di Indonesia, Muhammadiyah, menetapkan awal puasa pada 11 Maret 2024.
Perbedaan ini tak semata perbedaan preferensi, melainkan akibat dari metode yang berbeda dalam menentukan awal bulan Ramadan.
Muhammadiyah menggunakan metode hisab wujudul hilal, sementara pemerintah menggunakan metode Imkanur Rukyah 2 derajat.
Dengan perbedaan ini, Indonesia menemukan dirinya berada di persimpangan antara tradisi kaya dan eksplorasi metode modern dalam penetapan awal bulan suci.
Keputusan resmi mengenai awal Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri tidak diambil dengan gegabah.
BACA JUGA:Menggali Lebih Dalam! Pemulangan Santri Gus Samsudin dan Keputusan Forkopimda Kabupaten Blitar
Setiap tahun, pada tanggal 29 Sya'ban, diadakan sidang Isbat yang melibatkan ulama/ahli serta organisasi Islam.
Sidang ini bukan hanya sebagai tempat pengumuman, tetapi juga sebagai arena diskusi dan pertimbangan sebelum akhirnya menetapkan tanggal-tanggal tersebut.
Pendekatan kolaboratif ini menunjukkan kebijakan pemerintah yang menghargai suara berbagai kelompok Islam dan mencoba mencapai kesepakatan bersama.
Dalam pengumuman resmi tersebut, Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag RI memberikan penjelasan mengenai pentingnya Kalender Hijriah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: