Ternyata Sumatera Barat Telah Menjadi Perwakilan Kekayaan Budaya Indonesia Loh!
kota padang dengan keindahannya-Foto:google/net-
SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Sumatera Barat, sebuah provinsi yang kaya akan sejarah panjang dan makna mendalam bagi masyarakat Minangkabau, telah menjadi perwakilan kekayaan budaya Indonesia.
Dengan ibu kota Padang yang terkenal dengan masakannya yang khas dan rempah-rempah Indonesia, provinsi ini menjadi pusat perhatian tidak hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena warisan budayanya yang kaya.
Sejarah Sumatera Barat dimulai dari asal-usul suku Minangkabau yang begitu terkenal dengan cerita rakyatnya yang melegenda di seluruh Indonesia.
Suku Minangkabau mendominasi provinsi ini yang memiliki jumlah penduduk sekitar 4.864.909 jiwa.
BACA JUGA:Dari Muara Teladan ke Sekayu, Intip Yuk! Cerita Evolusi Desa yang Memikat Perhatian
Namun, keelokan provinsi ini tidak hanya terletak pada keberagaman etnis, melainkan juga pada jejak sejarahnya yang menarik.
Asal-usul Sumatera Barat dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Raja Adityawarman, seorang tokoh penting Minangkabau yang memerintah di Pagaruyuang, pusat kerajaan Minangkabau.
Ia tidak hanya memperkenalkan sistem kerajaan di Sumatera Barat, tetapi juga membuka hubungan dengan Aceh pada pertengahan abad ke-17.
Istano Basa Pagaruyung yang lebih terkenal dengan nama Istana Besar Kerajaan Pagaruyung adalah museum berupa replika istana Kerajaan Pagaruyung -Foto:google/net-
Hubungan ini mengakibatkan perkembangan nilai baru yang memengaruhi sosial budaya masyarakat Sumatera Barat.
BACA JUGA:Sejarah Desa Talang Piase Lawang Wetan Musi Banyuasi, Makmur dari Hasil Karet
Salah satu cerita bersejarah yang mencirikan Sumatera Barat adalah asal-usul Nagari Minangkabau.
Terletak di kawasan Kecamatan Sungayang, Tanah Datar, desa ini awalnya merupakan tanah lapang. Namun, masyarakat setempat mendirikan rumah loteang (rangkiang) sebagai penghormatan terhadap kemenangan kerbau Minangkabau dalam sebuah adu kerbau, yang kemudian memberikan nama "Manang Kabau" pada desa tersebut.
Dalam sejarah Minangkabau, transportasi di dataran tinggi menggunakan kerbau karena ajaran agama saat itu menganjurkan untuk menyayangi binatang seperti gajah, kerbau, dan lembu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: