Rumah BUMN Binaan BRI Ubah Nasib, Kisah Inspiratif UMKM Go Digital Raih Omzet Menggiurkan

Rumah BUMN Binaan BRI Ubah Nasib, Kisah Inspiratif UMKM Go Digital Raih Omzet Menggiurkan

Kisah Inspiratif UMKM Go Digital Raih Omzet Menggiurkan-foto: bri-

Melalui program tersebut, ia tak hanya mendapatkan pengetahuan teknis seputar manajemen bisnis, pemasaran digital, dan legalitas produk, tetapi juga membangun jejaring dengan sesama pelaku usaha.

“Pelatihannya hampir setiap hari, kadang online, kadang offline. Kami diajarkan banyak hal, mulai dari cara membuat akun e-commerce, strategi berjualan di TikTok, sampai pengetahuan tentang ekspor.

Materi yang paling saya suka adalah bagaimana mem-branding produk dan meningkatkan penjualan lewat marketplace,” jelas Widya.

BACA JUGA:Punya Banyak Cabang, AgenBRILink Milik Pemuda Asal Lahat Ini Buka Lapangan Pekerjaan untuk Warga Sekitar

BACA JUGA:Sinergi BRI dan Indogrosir Hadirkan Inovasi Transaksi, Dukung UMKM dan Ritel Modern

Transformasi digital inilah yang membuat usaha Widya naik kelas. Produk Kreasi Nyobi kini dipasarkan dalam dua kategori, yaitu frozen dan ready-to-eat.

Untuk kebutuhan acara seperti katering, ia menyediakan paket pondokan isi tiga pempek seharga Rp12.000. Sementara untuk penjualan reguler, harga per potong pempek berkisar Rp4.000.

Dengan kapasitas produksi mencapai 4.000 potong per bulan, permintaan terus meningkat, baik melalui penjualan langsung, jaringan reseller, maupun event UMKM yang rutin ia ikuti.

Jejak Kesuksesan: Dari Dapur Rumahan ke Pasar Digital

Keikutsertaan dalam berbagai bazaar dan pameran yang diadakan komunitas UMKM dan Rumah BUMN semakin memperluas jangkauan produk Widya.

BACA JUGA:BRI Perluas Akses Rumah Subsidi, Dukung Program 3 Juta Rumah dengan Kuota FLPP 25.000 Unit

BACA JUGA:BRI Perluas Akses Rumah Subsidi, Dukung Program 3 Juta Rumah dengan Kuota FLPP 25.000 Unit

Tak hanya soal penjualan, kesempatan tersebut juga membuka jalan bagi kerja sama baru dengan sesama pengusaha.

Kini, usaha pempek Kreasi Nyobi dijalankan oleh tim kecil yang terdiri atas tiga orang di bagian produksi dan satu orang di bidang operasional.

Dalam sebulan, omzet yang dihasilkan mencapai Rp10–15 juta. Meski demikian, Widya mengaku sebagian besar pendapatan masih diputar kembali sebagai modal usaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: