Bursa Saham Asia Menunggu Keputusan The Fed, Apakah IHSG Akan Tetap Bertahan Kuat

Bursa Saham Asia Menunggu Keputusan The Fed, Apakah IHSG Akan Tetap Bertahan Kuat

Perhitungan IHSG-Foto:google/net-

Sementara itu, harga minyak mengalami penurunan karena pasar secara keseluruhan berada dalam sikap hati-hati menjelang pertemuan The Fed.

Namun, dengan harga minyak mentah mendekati level tertinggi dalam 10 bulan terakhir, perjuangan bank sentral global dalam mengendalikan inflasi semakin kompleks.

Imbal hasil obligasi pemerintah Australia dan Selandia Baru juga mengalami peningkatan, mencerminkan pergerakan imbal hasil obligasi dengan tenor lima dan 10 tahun yang mencapai level tertinggi sejak tahun 2007 pada hari Selasa.

BACA JUGA:Harga Emas Antam Turun, Investor Tunggu Keputusan Federal Reserve AS

Nilai tukar yen stabil setelah mengalami rebound dari level terendah dalam 10 bulan, yang terjadi setelah Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen, menyatakan bahwa setiap upaya yang dilakukan oleh Jepang untuk mendukung mata uangnya akan dipahami jika bertujuan untuk meredakan volatilitas.

Sementara itu, nilai tukar yuan hanya mengalami sedikit perubahan setelah Bank Rakyat Tiongkok kembali mengonfirmasi komitmennya untuk mengatasi perilaku yang mengganggu pasar valuta asing.

 

Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, dan rekan-rekannya diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan ini.

Namun, gejolak pasokan seperti kenaikan harga minyak menciptakan dilema bagi bank sentral, karena hal tersebut dapat meningkatkan inflasi sambil membatasi pertumbuhan ekonomi.

BACA JUGA:Tantangan IHSG dan Peluang Investasi: Rekomendasi Saham Menarik Jelang Pengumuman The Fed, Cek Sekarang!

Lonjakan biaya energi telah berperan dalam membawa Amerika Serikat ke dalam resesi pada pertengahan tahun 1970-an, serta pada awal tahun 1980-an dan 1990-an.

 

Selain menantikan keputusan The Fed, investor juga akan fokus pada proyeksi suku bunga triwulanan terbaru yang dikenal sebagai "dot plot" dari bank sentral.

Proyeksi ini akan diumumkan pada akhir pertemuan kebijakan, dan Kathryn Rooney Vera, kepala strategi pasar di StoneX, mengatakan, "Memasuki tahun 2024 untuk benar-benar mengembalikan inflasi ke target 2 persen, The Fed setidaknya harus mempertahankannya jangka waktu yang lebih lama daripada melakukan pemotongan suku bunga."

Dengan demikian, pasar global tetap dalam ketegangan dan menantikan perkembangan selanjutnya dari pasar saham Asia serta keputusan moneter The Fed yang akan mempengaruhi arah ekonomi global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: