Kerusuhan Mei 1998! Menggali Lembaran Kelam dalam Sejarah Indonesia

12 Mei 1998, peristiwa mencekam dan berdarah terjadi di kampus Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat, saat mahasiswa melakukan demonstrasi menentang pemerintahan Soeharto-Foto:google/net-
Dalam usianya yang masih sangat muda, 18 tahun, dia menjadi korban pemerkosaan, penyiksaan, dan pembunuhan karena aktivitasnya.
Kejadian ini menjadi indikasi bahwa tindakan pemerkosaan dalam kerusuhan ini tidak hanya terjadi secara sporadis, tetapi juga digerakkan secara sistematis.
BACA JUGA:Dokumentasi Proklamasi Terselamatkan Berkat Kebohongan, Ini Sejarah yang Belum Kalian Ketahui!
Aksi Rasis Terhadap Warga Tionghoa
Penjarahan Toko toko pada tahun 1998-Foto:google/net-
Amukan massa ini membuat para pemilik toko di berbagai kota merasa ketakutan.
Mereka bahkan menulisi muka toko mereka dengan tulisan "Milik pribumi" atau "Pro-reformasi," sebagai upaya untuk menghindari serangan massa yang terfokus pada orang-orang Tionghoa.
Meskipun beberapa dari mereka berhasil menyamar, tidak sedikit yang teridentifikasi bukan sebagai pemilik toko milik pribumi.
Peristiwa ini mengingatkan banyak orang pada Kristallnacht di Jerman pada tahun 1938, yang menjadi pemicu penganiayaan terhadap orang-orang Yahudi.
BACA JUGA:Asal usul desa Tanjung Kepayang di Banyuasin, Ini dia Cerita Sejarahnya !
Respons Pemerintah yang Dikritik
Hingga bertahun-tahun berikutnya, Pemerintah Indonesia belum mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku dan tokoh kunci dalam kerusuhan Mei 1998.
Meskipun pemerintah menyatakan bahwa bukti konkret tidak dapat ditemukan dalam kasus-kasus pemerkosaan tersebut, banyak pihak meragukan kebenaran pernyataan tersebut.
Kritik dan tuntutan untuk mengungkap kebenaran masih terus berkumandang.
Ketidakjelasan dan Kontroversi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: