Asal Usul Nama desa Teluk Kijing Kecamatan Lais, Sejarah 1970-an di Bumi Serasan Sekate MUBA

Asal Usul Nama desa Teluk Kijing Kecamatan Lais, Sejarah 1970-an di Bumi Serasan Sekate MUBA

Asal Usul Nama desa Teluk Kijing Kecamatan Lais, Sejarah 1970-an di Bumi Serasan Sekate MUBA-foto: google/net-net.

– Mencari ikan

– Pengobatan Dll

BACA JUGA:Mengenal Rumah Anjungan Muba, Yang Mirip Rumah Adat Palembang

Pada waktu merantau ia membawa alat musik tradisional Jawa seperti Kromong, Gendang, Gong Dll. Gong di gunakan selain untuk bermain musik juga di gunakan untuk:

1. Pemberitahuan masuknya waktu maghrib dan Imsak pada bulan Ramadhan(Puasa).

2. Sebagai Tawak-tawak (alat bunyi yang di gunakan untuk mengumpulkan warga)ketika ada berita atau hal-hal yang akan di sampaikan pada warga.

3. Sebagai pertanda adanya musibah atau huru-hara di dalam kampung.

BACA JUGA:Inilah Alasan Dibalik Sekayu, Muba Disebut Kota Randik

Semenjak kepergiannya(Meninggal) Gong tersebut menghilang entah di mana,sampai saat ini masyarakat tidak mengetahui dimana pasti keberadannya ada yang mengatakan di dalam sungai musi pertemuan antara sungai musi dengan sungai batang hari leko,ada juga yang mengatakan tertanam di dalam tanah.

Menurut cerita warga desa Teluk Kijing I dan Teluk Kijing II kecamatan Lais, makam puyang Candi sangat berkaitan erat dengan berbagai cerita yang pernah terjadi di desa teluk Kijing, pada Tahun 1992 mayoritas Masyarakat Teluk Kijing pernah mendengar suara keras semacam bunyi GONG dari arah sungai musi tak jauh dari makam tersebut, tak lama kemudian terjadi bencana kebakaran yang mengakibatkan puluhan rumah warga mengalami kebakaran.

Ada juga kejadian tenggelamnya kapal pencari ikan yang tenggelam ratusan tahun silam, saat menjaring ikan tiba-tba tersangkut dengan rantai emas yang merupakan tali dari sebuah Gong,kemudian nelayan terebut menarik rantai tersebut dengan tujuan hendak mengambil Gong tersebut, namun tiba-tiba di dekati oleh sebuah Burung yang mengatakan ”sudah cukup, jangan di tarik lagi”, namun sang nelayan masih saja menarik rantai tersebut hingga membuat Burung yang di duga Jelmaan Puyang Candi marah dan menabrakkan kapal nelayan tersebut hingga pecah dan karam.

Makam puyang candi pertama kali ditemukan pemilik kebun yang tak lain orang tua dari kades Teluk Kijing I bernama Margareta pada tahun 1970-an, sebuah makam tua yang memiliki nisan di bagian depan dan belakang yang saat ini sudah terlihat rapuh.

BACA JUGA:Inilah Tanggal Terbentuknya Daerah MUBA dan Ibukotanya Sekayu, Kamu Yang Asal Daerah Ini Wajib Tahu!

peninggalan sejarah adalah susunan batu bata yang menyerupai candi.

Hingga saat ini masyarakat percaya kalau bunyi GONG sebagai tanda bahaya atau musibah yang akan menimpa masyarakat desa tersebut,seperti kena penyakit,kebakaran,kelaparan dan lain-lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: