Mulai 1962! Ini Latar Belakang & Sejarah Pembangunan Jembatan Ampera, Salah Satu Ikon Penting Kota Palembang

Mulai 1962! Ini Latar Belakang & Sejarah Pembangunan Jembatan Ampera, Salah Satu Ikon Penting Kota Palembang

Latar Belakang & Sejarah Pembangunan Jembatan Ampera-Foto: google/net-

Mereka melakukan pendekatan kepada Presiden Soekarno agar mendukung rencana pembangunan jembatan ini.

Usaha tersebut mendapatkan dukungan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Kota Palembang serta Kodam IV/Sriwijaya.

Akhirnya, usaha ini membuahkan hasil, dan Presiden Soekarno memberikan persetujuan untuk pembangunan jembatan tersebut.

BACA JUGA:Ini Peristiwa di Balik Pergantian Nama Jembatan Ampera: Dari Bung Karno ke Amanat Penderitaan Rakyat, Simak!

Namun, persetujuan Soekarno datang dengan syarat.

Ia ingin adanya penempatan boulevard atau taman terbuka di kedua ujung jembatan tersebut.

Dengan syarat tersebut, pembangunan Jembatan Musi pun dimulai.

Pada 14 Desember 1961, kontrak pembangunan Jembatan Ampera ditandatangani dengan biaya sekitar USD 4.500.000 (dengan kurs saat itu, USD 1 = Rp 200).

Dana ini berasal dari dana pampasan perang yang diberikan oleh Jepang, yang merupakan bekas penjajah Indonesia.

Penting untuk dicatat bahwa pembangunan Jembatan Ampera tidak hanya melibatkan dana dari Jepang.

Proyek ini juga melibatkan tenaga ahli dari Jepang, yang membawa keahlian teknis dan pengalaman dalam konstruksi jembatan.

Keterlibatan tenaga ahli dari Jepang ini memberikan kontribusi penting dalam menjamin kelancaran proyek pembangunan jembatan ini.

BACA JUGA:1965 Namanya Bukan Ampera! Inilah Kisah di Balik Nama Jembatan Ampera yang Ikonik, Simbol Kota Palembang

Dalam tahap awal pembangunan, fokus utama adalah pada wilayah hilir, yang merupakan pusat kota Palembang, terutama kawasan 16 Ilir.

Selama proses pembangunan, banyak bangunan peninggalan Belanda yang harus dibongkar, termasuk pusat perbelanjaan terbesar, Matahari (Dezon), Kantor listrik (OGEM), dan Bank ESCOMPTO.

Ini adalah pengorbanan yang harus dilakukan untuk merealisasikan impian masyarakat Palembang memiliki jembatan megah yang menghubungkan kedua wilayah kota.

Meskipun banyak bangunan bersejarah harus dibongkar, beberapa peninggalan bersejarah dari masa penjajahan Belanda tetap bertahan.

Salah satu yang masih berdiri hingga saat ini adalah menara air (waterleding), yang kini digunakan sebagai Kantor Wali Kota.

Menara air ini menjadi simbol sejarah dan keberlanjutan dalam perkembangan kota Palembang.

BACA JUGA:Mengesankan! Ini nih Mall Tertua dan Pertama di Kota Palembang, 1,3 Km dari Jembatan Ampera

Pembangunan Jembatan Ampera merupakan tonggak sejarah dalam modernisasi Palembang dan pengembangan infrastruktur kota.

Jembatan ini tidak hanya menjadi sarana transportasi yang vital, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan integrasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: