Inilah Sejarah & Asal-Usul Nama 'Pempek': Makanan Khas Ikonik Memikat Selera di Palembang, Belum Tahu? Ikuti!
Asal-Usul Nama 'Pempek': Makanan Khas Ikonik Memikat Selera di Palembang-Foto: google/net-
Inilah Sejarah & Asal-Usul Nama 'Pempek': Makanan Khas Ikonik Memikat Selera di Palembang, Belum Tahu? Ikuti!
SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Palembang, kota yang terletak di Sumatra Selatan, Indonesia, dikenal tidak hanya karena keindahan alamnya yang memukau, tetapi juga karena kekayaan kuliner yang menggugah selera.
Salah satu makanan khas yang menjadi ikon Palembang adalah pempek.
Pempek Palembang adalah hidangan yang memikat dengan rasa gurih, tekstur kenyal, dan sejarah yang menarik yang mencerminkan perpaduan budaya.
Menelusuri asal-usul pempek adalah seperti membuka lembaran sejarah yang menyatukan tradisi Tionghoa, kuliner nusantara, dan inovasi kuliner yang unik.
BACA JUGA:Inilah, Jejak Sejarah Nama Kota Muaraenim yang Kaya & Unik, 400 Kilometer Selatan dari Kota Palembang
Sejarah dan Asal-Usul Pempek
Menurut catatan sejarah, pempek telah ada di Palembang sejak abad ke-16, ketika perantau Cina pertama kali datang ke daerah ini.
Saat itu, Sultan Mahmud Badaruddin II memerintah kesultanan Palembang-Darussalam.
Asal-usul nama "pempek" atau "empek-empek" sendiri diyakini berasal dari kata "apek," yang merupakan sebutan untuk lelaki tua keturunan Cina.
Namun, asal-usul yang lebih mendalam tentang pempek memiliki banyak versi, salah satunya adalah cerita rakyat yang mengisahkan kisah seorang apek berusia 65 tahun yang tinggal di daerah Perakitan, tepian Sungai Musi, sekitar tahun 1617.
Kisah tersebut menceritakan bagaimana si apek ini merasa prihatin melihat hasil tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi tidak dimanfaatkan secara optimal.
Pada waktu itu, ikan hanya digoreng atau dipindang, dan banyak potensi ikan yang terbuang.
Si apek yang inovatif kemudian mencoba eksperimen dengan mencampur daging ikan giling dan tepung tapioka, menciptakan makanan baru yang memiliki tekstur kenyal dan rasa gurih yang unik.
Makanan ini kemudian dijajakan oleh para apek yang bersepeda keliling kota untuk mendistribusinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: