Nothing: Ponsel Challenger Siap Bersaing di Amerika Serikat, Apakah Indonesia Menjadi Pasar Selanjutnya?

Nothing: Ponsel Challenger Siap Bersaing di Amerika Serikat, Apakah Indonesia Menjadi Pasar Selanjutnya?

Nothing Phone 1. (sumeksradionews. net)--

Nothing: Ponsel Challenger Siap Bersaing di Amerika Serikat, Apakah Indonesia Menjadi Pasar Selanjutnya?

 
 
Gadget, SUMEKSRADIOnews - Persaingan antara vendor ponsel telah menjadi sangat ketat dalam waktu yang lama.

Mulai dari era 2G (1995), 3G (2007), 4G (2014), hingga saat ini 5G. Saat ini, tidak lebih dari 10 vendor, kebanyakan berasal dari China, yang mendominasi pasar.

Pada perkembangan 4G yang pesat sejak tahun 2012, vendor-vendor dari China menjadi sangat sukses.

Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini, vendor-vendor China menguasai lebih dari 70% pangsa pasar global ponsel.

Keberhasilan yang luar biasa dari vendor-vendor China ini telah membuat beberapa pemain utama, seperti Blackberry, LG, Sony, HTC, dan lainnya, mengalami kegagalan.

Beberapa merek utama dari China yang dikenal saat ini antara lain Vivo, Oppo, Realme, Xiaomi, Honor, Huawei, dan tiga merek di bawah Transion Group (Infinix, Itel, Tecno).
 
BACA JUGA:Martis Membuat Mage Tak Berkutik! Hindari 3 Hero Ini di Mobile Legends Jika Ingin Selamat

Mereka bersaing dengan keras untuk mendapatkan pangsa penjualan dengan dua vendor raksasa, yaitu Apple dan Samsung.

Diperkirakan merek-merek tersebut akan tetap dominan dalam jangka waktu yang lama.

Hal ini disebabkan oleh pasar yang sudah terfragmentasi dan konsumen yang enggan beralih merek, kecuali jika ada penawaran harga yang lebih murah dengan spesifikasi yang lebih baik.

Meskipun pasar cenderung dikuasai oleh tujuh pemain utama, selalu ada vendor baru yang mencoba peruntungan.

 
Salah satunya adalah Nothing.

Merek Hp challenger yang ini memang agak terdengar asing.

Terutama di Indonesia.

Bahkan nama merek ini terkesan "aneh".

Namun, ini nyata. Nothing telah hadir di pasar sejak tahun lalu.
 
Namun, belum dijual di Indonesia.

Merek ini lebih dikenal di Amerika Serikat.

 
Mungkin karena memiliki nama yang unik, Nothing justru percaya diri untuk bersaing dengan vendor-vendor raksasa lainnya.

Tidak lama lagi, pada tanggal 11 Juli, Nothing diperkirakan akan meluncurkan ponsel terbarunya.
 
BACA JUGA:Youtube Launching Aplikasi Bisnis Belanja Pertama Dunia Di Korea Selatan

Varian baru ini akan menjadi penerus Nothing Phone 1, dan vendor tersebut berusaha untuk menjadikan Amerika Serikat sebagai pasar utama dibandingkan dengan pendahulunya.

Ponsel yang akan diberi nama Nothing Phone 2 ini dikatakan akan dilengkapi dengan chipset Snapdragon 8+ Gen 1, layar AMOLED 6,67 inci, dan baterai 4700 mAh.

Dari segi desain, ponsel ini kemungkinan akan mirip dengan Nothing Phone 1, tetapi dengan sudut yang lebih melengkung daripada persegi.

Spesifikasi lainnya masih belum diketahui pada saat ini, tetapi tampaknya Nothing akan memberikan penekanan yang kuat sesuai dengan kebutuhan pasar Amerika Serikat.

Nothing Phone 1 adalah perangkat pertama dari perusahaan ini yang diluncurkan secara terbatas pada Januari 2023, setelah lebih dari enam bulan tersedia di pasar lain.

Pada awal tahun ini, CEO Nothing, Carl Pei, mengatakan dalam wawancara dengan majalah gaya hidup Inverse bahwa mereka ingin membuat Nothing Phone 2 menjadi ponsel yang lebih mewah.
 
Terutama di pasar Amerika Serikat, meskipun harus bersaing dengan dua pemain yang sudah mapan, yaitu iPhone dan Motorola.

Pei mengklaim bahwa perusahaan telah berhasil menjual lebih dari 1 juta produk, termasuk ponsel pintar dan headphone yang diluncurkan pada tahun 2021.

Untuk diketahui, Carl Pei atau Pei Yu adalah seorang pengusaha Tionghoa-Swedia.

Dia adalah salah satu pendiri OnePlus bersama Pete Lau pada tahun 2013 dan sebelumnya menjabat sebagai Direktur OnePlus Global.

Namun, pada Oktober 2020, Pei memutuskan untuk meninggalkan perusahaan yang tergabung dalam BBK Group dan memulai usaha baru di bidang perangkat keras dengan nama Nothing.

Apakah Nothing juga akan memasuki pasar Indonesia? Itu masih menjadi pertanyaan. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: