SUMEKSRADIONEWS.ONLINE- Benteng Kuto Besak (BKB) bukan sekadar bangunan bersejarah yang berdiri megah di tepi Sungai Musi, Palembang.
Ia adalah saksi bisu perjalanan panjang sejarah Kesultanan Palembang Darussalam dan kini menjelma sebagai ikon wisata budaya yang memadukan unsur sejarah, arsitektur kuno, dan kehidupan modern kota.
Tak hanya menjadi destinasi siang hari, kawasan sekitar BKB juga ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara pada malam hari berkat keindahan lampu kota dan atmosfer Sungai Musi yang menenangkan.
Jejak Sejarah Benteng Kuto Besak
Benteng Kuto Besak dibangun pada abad ke-18, tepatnya pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin I.
BACA JUGA:Intip Yuk! Inilah Deretan Tempat Wisata Sumsel yang Sudah Menasional: Ini Rahasianya!
Pembangunan benteng ini selesai pada tahun 1797 dan menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Palembang Darussalam.
Fungsi utamanya adalah sebagai benteng pertahanan dan pusat pemerintahan yang strategis karena menghadap langsung ke Sungai Musi jalur utama perdagangan dan pertahanan kala itu.
Tidak seperti kebanyakan benteng di Indonesia yang dibangun oleh kolonial Belanda atau Portugis, BKB adalah satu dari sedikit benteng besar yang didirikan oleh pribumi.
Inilah yang menjadikannya istimewa dan memiliki nilai historis tinggi, tidak hanya bagi warga Palembang tetapi juga dalam konteks sejarah nasional.
Arsitektur dan Keunikan Bangunan
Benteng ini memiliki panjang sekitar 288,75 meter dan lebar 183,75 meter, dengan dinding kokoh setinggi 9,99 meter.
BACA JUGA:Cek Yuk! Museum Balaputradewa, Wisata Edukatif Favorit Milenial yang Penuh Cerita Budaya Lho!