Mode EV menjadi penolong utama saat berkendara di perkotaan padat seperti Jakarta, karena mesin bensin bisa mati sementara untuk menghemat bahan bakar.
| Kondisi Penggunaan | Non-Hybrid (km/l) | Hybrid (km/l) |
|---|---|---|
| Rute kombinasi (kecepatan rata-rata 50 km/jam) | ±15 | ±22–23 |
| Jalan tol (90 km/jam) | 15–16 | ±22 |
| Pemakaian harian konsumen | 9–15 | 15–25 |
Dari tabel tersebut, terlihat jelas bahwa varian hybrid mampu mencatat efisiensi 30 hingga 50 persen lebih baik dibandingkan versi non-hybrid.
Selisih ini terasa langsung pada pengeluaran bulanan, terutama bagi pengguna dengan mobilitas tinggi seperti ASN, guru, maupun keluarga yang sering bepergian.
BACA JUGA:Toyota Kijang Innova Zenix Q Hybrid Modelista: MPV Premium yang Super Irit, Bisa Tembus 28 km/l
Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid menjadi pilihan paling rasional bagi konsumen yang mengejar efisiensi BBM jangka panjang. Meski harga awal lebih tinggi dibandingkan non-hybrid, penghematan bahan bakar dan kenyamanan berkendara di lalu lintas padat membuatnya layak dipertimbangkan. Sementara itu, varian non-hybrid tetap relevan bagi pengguna yang menginginkan performa stabil dengan biaya awal lebih terjangkau, meski konsumsi BBM-nya masih kalah efisien.