Diagnosis gangguan ini dilakukan berdasarkan kemunculan satu atau lebih episode depresi mayor.
Episode ini ditandai dengan suasana hati yang depresi, seperti merasa sedih, putus asa, terpuruk, atau kehilangan minat pada aktivitas yang biasa dilakukan.
Episode depresi tidak melibatkan fase manik atau hipomanik seperti pada pasien dengan bipolar.
Penyebab Gangguan Depresi Mayor
Dikutip dari Mayo Clinic, gangguan depresi mayor disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi.
Beberapa faktor penyebab gangguan ini antara lain:
-
Faktor Biologis: Pasien dengan gangguan depresi mayor mengalami perubahan fisik pada otaknya. Meskipun demikian, penelitian terus dilakukan untuk memahami sejauh mana kondisi ini mempengaruhi gangguan depresi mayor.
-
Faktor Kimia Otak: Perubahan fungsi dan efek senyawa kimia neurotransmitter dapat mempengaruhi stabilisasi mood. Interaksi antara neurotransmitter dan neurosirkuit memainkan peran penting dalam depresi dan pengobatannya.
-
Faktor Hormonal: Perubahan keseimbangan hormon dapat menyebabkan atau memicu depresi. Perubahan hormon dapat terjadi akibat kehamilan, persalinan, masalah tiroid, menopause, dan kondisi lainnya.
-
Faktor Keluarga: Gangguan depresi mayor lebih umum terjadi pada individu yang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan serupa. Saat ini, penelitian terus dilakukan untuk mengetahui peran genetik dalam gangguan ini.
Gejala Gangguan Depresi Mayor