Nih Dia! Sejarah Menarik Musik Kelentangan Banyuasin: Warisan Budaya yang Mengguncang Sumatera Selatan
Musik tradisional kelentangan dari Banyuasin adalah salah satu warisan budaya yang menonjol di daerah Sumatera Selatan.-foto: google-
SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Musik tradisional kelentangan dari Banyuasin adalah salah satu warisan budaya yang menonjol di daerah Sumatera Selatan.
Berbeda dari alat musik lainnya, kelentangan menggunakan sepuluh potong kayu mahang sebagai bahan utamanya.
Kayu-kayu ini tidak hanya dipilih karena ketersediaannya, tetapi juga karena karakteristik uniknya yang mampu menghasilkan nada yang jernih dan merdu.
Proses pembuatan dan penyeteman kayu mahang menjadi alat musik kelentangan mencerminkan kedalaman pengetahuan dan keterampilan tradisional masyarakat Banyuasin.
BACA JUGA:Kamu Harus Tau Sejarah Kelam Pekerjaan Paksa yang Dilakukan oleh Daendels Pada Masa Penjajahan!
BACA JUGA:Ternyata ada Sejarah Unik Suku Gumai di Lahat Sumatera Selatan!
- Proses Pembuatan dan Karakteristik Musik Kelentangan
Pembuatan alat musik kelentangan memerlukan ketelitian dan kesabaran.
Kayu mahang, yang dikenal dengan kekuatan dan ketahanannya, dipilih karena kemampuannya menghasilkan resonansi suara yang baik.
Kayu-kayu ini pertama-tama dikupas kulitnya, lalu dibelah menjadi dua bagian dan dikeringkan selama beberapa hari.
Proses pengeringan ini penting untuk memastikan bahwa kayu tidak hanya kering tetapi juga mengeluarkan nada yang diinginkan ketika dipukul.
Menurut Kusmawati Affanu, seorang pelaku seni dan pemerhati budaya Banyuasin, musik kelentangan menghasilkan nada-nada yang menyerupai skala mayor dari alat musik modern.
BACA JUGA:Melangkah Sejarah dengan Nafas Kerbau Sumatera Barat Menjadi Nadi Kebudayaan!
BACA JUGA:Wah! Menyusuri Keindahan & Sejarah di Palembang: Wisata Alam, Budaya, & Kuliner Enak Lho!
Setiap potong kayu mahang diletakkan di antara dua batang pisang, yang berfungsi sebagai penyangga dan resonator alami.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: