Ternyata ada 1 Peninggalan Abad ke 7 Ada di Bukit Siguntang Loh! Penasaran Ga Nih?

Ternyata ada 1 Peninggalan Abad ke 7 Ada di Bukit Siguntang Loh! Penasaran Ga Nih?

Ternyata ada 1 Peninggalan Abad ke 7 Ada di Bukit Siguntang Loh! Penasaran Ga Nih?-Foto: google/net-

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Prasasti Talang Tuo, sebuah artefak bersejarah yang menyimpan kisah kejayaan Kadatuan Sriwijaya, ditemukan pada tanggal 17 November 1920, di kaki Bukit Seguntang/Bukit Siguntang oleh Louis Constant Westenenk, yang saat itu menjabat sebagai Residen Palembang.

Keberadaannya membawa kita kembali ke masa lalu, ke abad ke-7, menggambarkan kehidupan dan kekayaan budaya masyarakat Sriwijaya pada masa itu.

Artefak ini memiliki dimensi yang mencengangkan, dengan bidang datar berukuran 50 cm × 80 cm.

Meskipun telah berusia ratusan tahun, keadaan fisiknya masih terjaga dengan baik, memberikan pandangan yang langka dan berharga tentang kehidupan pada periode tersebut.

BACA JUGA:Mengenal arti Timbang Kepala Kebo: Tradisi Adat Pernikahan di Kota Pangkalan Balai Banyuasin, Urang Tubo Nian!

BACA JUGA:Sejarah Jejak Kesultanan Palembang Darussalam di Banyuasin, Mari Eksplorasi Sejarah dan Warisan Budaya !

Prasasti ini diukir dengan Aksara Pallava, menggunakan bahasa Melayu Kuno, dan terdiri dari 14 baris, mengandung cerita dan kebijaksanaan dari masa lampau.

Prasasti Talang Tuo memiliki angka tahun yang menakjubkan, yakni 606 Saka (23 Maret 684 Masehi).

Pada waktu itu, Sriwijaya sedang berada pada puncak kejayaannya, dan prasasti ini menjadi saksi bisu dari kekayaan budaya dan peradaban yang berkembang di wilayah ini.

Kehadirannya menjadi jendela yang mengungkapkan aspek-aspek penting sejarah Sriwijaya yang belum sepenuhnya terungkap.

BACA JUGA:Unik dan Kaya! 4 Tradisi yang Masih Bertahan Hingga Kini di Kabupaten Musi Banyuasin, Mari Kita Lestarikan !

BACA JUGA:ini Kisah di Balik Indahnya Danau Ranau Dengan Kecantikan Warna Biru yang Memukau Mata!

Sejarawan pertama yang berhasil membaca dan mengalihaksarakan isi prasasti ini adalah van Ronkel dan Bosch.

Temuan mereka kemudian dipublikasikan dalam Acta Orientalia, menghadirkan terjemahan dan interpretasi yang memperkaya pemahaman kita tentang kehidupan dan budaya pada masa tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: