Perpustakaan Banyuasin Menyulap Buku Menjadi Kunci Inklusi Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat
Perpustakaan Banyuasin Menyulap Buku Menjadi Kunci Inklusi Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat-Foto: google/net-
SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Dalam upaya memperkuat budaya literasi masyarakat serta mendorong pengembangan literasi yang inklusif, Pj. Ketua TP-PKK Adhitya Trinia Aprliani, S.STP., M.SI secara resmi membuka kegiatan pengembangan literasi berbasis inklusi sosial di Gedung Perpustakaan Umum Kabupaten Banyuasin.
Acara ini diadakan pada Jumat, 9 Agustus 2024, dan dihadiri oleh sejumlah pejabat serta tokoh masyarakat.
Inisiatif ini bertujuan untuk menjadikan perpustakaan sebagai pusat pembelajaran yang berkelanjutan dengan memanfaatkan layanan teknologi informasi dan komunikasi.
Adhitya Trinia Aprliani menjelaskan bahwa literasi mencakup kemampuan membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah, yang sangat penting dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat.
BACA JUGA:Bangga Banget Kabupaten Banyuasin Raih Prestasi dalam Pengendalian Inflasi Daerah!
Dia menekankan bahwa membaca adalah kunci untuk membawa perubahan positif, baik pada tingkat individu maupun lingkungan sekitar.
“Program literasi perpustakaan berbasis sosial yang kami luncurkan ini bertujuan untuk mendukung tujuan negara dengan memberikan kontribusi positif dalam menumbuhkan kreativitas, inovasi, serta meningkatkan keterampilan dan kecakapan sosial di era digital ini,” ungkap Adhitya dalam sambutannya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Drs. Anthony Liando, S.Sos., M.SI, turut memberikan penjelasan mengenai kegiatan ini.
Menurutnya, pengembangan literasi berbasis inklusi sosial adalah langkah strategis untuk mentransformasi perpustakaan dari sekadar tempat penyedia buku menjadi pusat informasi dan pengetahuan yang juga memfasilitasi pengembangan keterampilan masyarakat.
BACA JUGA:Pencarian Inspirasi untuk Kampung Literasi Banyuasin Sampai Ke Bale Buku Palmeriam Jakarta Timur!
Ini bertujuan untuk pemberdayaan sosial ekonomi, sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan informasi dan meningkatkan keterampilan sesuai konteks masing-masing.
“Dengan adanya perpustakaan berbasis inklusi sosial ini, kami berharap masyarakat dapat mengakses informasi yang dibutuhkan dan meningkatkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan mereka,” ujar Anthony Liando.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: