Jaga Kualitas Aset Tetap Sehat, Ini Strategi BRI Hadapi Dinamika Ekonomi Global

BACA JUGA:BRI Perkuat Aksi Nyata Daur Ulang dan Reduksi Emisi, Dukung Gerakan Global Akhiri Polusi Plastik

Langkah-langkah penguatan risiko pun dijalankan secara holistik.

Salah satu indikator keberhasilan pendekatan ini adalah membaiknya rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) BRI yang turun dari 3,11% di akhir Triwulan I 2024 menjadi 2,97% di periode yang sama tahun 2025.

Begitu pula dengan rasio Loan at Risk (LAR) yang turun dari 12,68% menjadi 11,12%.

"Ini menunjukkan bahwa strategi kami tidak hanya berhasil dalam menjaga pertumbuhan kredit, namun juga dalam pengelolaan risiko yang efektif," tambah Mucharom.

Kekuatan Teknologi dan SDM: Kombinasi Kunci

BACA JUGA:Grow & Green, BRI Tanam Aksi dan Harapan untuk Bumi yang Lebih Lestari

BACA JUGA:Sinergi BRI dan UMKM Lokal: Batik Parang Kaliurang Menjadi Simbol Inovasi dari Lereng Merapi

Lebih lanjut, BRI memperkuat sistem pemantauan atau monitoring serta early warning system (EWS) yang dapat mendeteksi lebih dini gejala-gejala penurunan kualitas kredit.

EWS memungkinkan bank untuk secara proaktif mengambil langkah mitigasi terhadap potensi risiko yang bisa muncul dari aktivitas nasabah.

Selain EWS, sistem pendeteksi kecurangan atau fraud detecting system juga terus disempurnakan.

Tujuannya, agar seluruh potensi risiko bisa diidentifikasi sedini mungkin dan proses bisnis berjalan secara aman dan efisien.

Tak kalah penting, BRI juga melakukan evaluasi menyeluruh terhadap infrastruktur teknologi yang dimiliki, termasuk penggunaan credit scoring dan credit rating yang lebih detail dan sektoral.

BACA JUGA:Wujud Nyata Keberpihakan pada UMKM: BRI Salurkan KUR Rp54,9 Triliun hingga April 2025

BACA JUGA:UMKM Kopi Binaan BRI Tembus Pasar Internasional di Ajang Pameran Kopi Dunia di Amerika Serikat

Sumber: