Inflasi AS Menguat, Bursa Saham Wall Street Merespons dengan Beragam

Inflasi AS Menguat, Bursa Saham Wall Street Merespons dengan Beragam

Pasar Saham -Foto:google/net-

Saham Apple Inc. mengalami penurunan akibat tanda peringatan dari Tiongkok terkait masalah keamanan pada iPhone mereka.

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS dengan tenor dua tahun turun di bawah 5 persen dan nilai dolar Amerika (greenback) melemah.

 

Di sisi lain, pasar berjangka terus memperhitungkan kemungkinan kecilnya kenaikan suku bunga dalam minggu depan, dengan sekitar 50 persen kemungkinan bahwa kenaikan suku bunga akan terjadi pada November 2023.

 

Amerika mencatatkan inflasi sebesar 3,7 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) pada Agustus 2023. Ini adalah peningkatan dari tingkat inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 3,2 persen YoY.

BACA JUGA:IHSG Diprediksi Melanjutkan Koreksi Teknikal, Pasar Saham Menanti Data Ekonomi Penting!

Data yang dirilis oleh Biro Statistik Ketenagakerjaan AS menunjukkan bahwa kenaikan inflasi ini adalah yang kedua kalinya dalam satu tahun terakhir, setelah sebelumnya mencatatkan penurunan indeks harga konsumen (IHK) dalam 12 bulan berturut-turut.

 

Sementara itu, indeks harga konsumen inti, yang tidak memasukkan biaya pangan dan energi, mengalami peningkatan sebesar 0,3 persen dari bulan Juli.

Ini merupakan akselerasi pertama dalam enam bulan dan meningkat sebesar 4,3 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Meskipun inflasi inti AS ini masih di atas target 2 persen yang diinginkan oleh The Fed, beberapa analis menganggap bahwa laporan inflasi ini tidak mengubah pandangan dasar The Fed.

BACA JUGA:Tren Investasi Saham di Tengah Gejolak, Peluang Tersembunyi di Balik Pelemahan IHSG

Krishna Guha, CEO Evercore ISI, mengungkapkan, "Bukan laporan CPI yang bagus, tapi bukan sesuatu yang mengubah pandangan dasar The Fed.

The Fed tidak ingin menaikkan suku bunga lagi dan kami pikir akan diperlukan upaya yang lebih signifikan untuk mendorong FOMC agar benar-benar menaikkan suku bunga lagi."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: