5 Kesenian Lokal Sejarah di Talang Gelumbang Kota Pangkalan Balai, Warisan Tradisi Adat Budaya Banyuasin

5 Kesenian Lokal Sejarah di Talang Gelumbang Kota Pangkalan Balai, Warisan Tradisi Adat Budaya Banyuasin

Kesenian Lokal Talang Gelumbang di Kota Pangkalan Balai, Perjuangan Warisan Tradisi adat Budaya Banyuasin-foto: google/net-net.

Kemudian Thalib Wali ditetapkan menjadi khotib yang mengemban tugas agama sebagai pencatat nikah, tolak, dan rujuk, mengurus kelahiran dan kematian serta mengurus persedekahan rakyat.

Beberapa tahun kemudian Tuan Bangsali menilai ada beberapa orang yang pandai ilmu agama Islam. Mereka adalah Thalib Wali dan Dul.

Dul berasal dari Talang Majapani (Lubuk Rengas) dan kedua orang ini diajak pergi haji ke tanah suci Mekkah dengan menggunakan perahu layar.

Setahun kemudian mereka yang pergi haji tersebut kembali ke desa ini.

BACA JUGA:Tau Ga Sih? Mitos dan Misteri Ikan Dewa Dibalik Kecantikan dan Nilai Ekonominya, Penasaran? Yuk Disimak

Thalib Ali menanam dua jenis pohon yaitu Serumpun Pohon Paojenggih dan Serumpun Pohon Beringin Nyusang.

Dengan ketentuan harus ditanam di dusun, pohon Poejenggih ditanam di sebelah kiri dan Pohon Beringin Nyusang ditanam di sebelah kanan.

Sedangkan Dul membawa serumpun Maje.

Dari tahun ke tahun dusun ini terus mengalami kemajuan dan masih tetap bernama ‘Talang Gelumbang’ dan pangkalannya masih tetap bernama Pangkalan Bangsali.

BACA JUGA:Tau Ga Sih? Mitos dan Misteri Ikan Dewa Dibalik Kecantikan dan Nilai Ekonominya, Penasaran? Yuk Disimak

Setelah 40 tahun, wafatlah Kerio Ngunang, kerena perkembangan dusun sangat pesat maka dipilih seorang pasira (Depati) oleh Susuhunan Raja-raja Palembang, yang kedudukan di dusun Limau.

Menurut ceritanya, Dusun Limau ini dibuat oleh anak dalam Muara Bengkulu.

Rio Bayyung seorang anak dari Mangku Bumi Kesultanan Majapahit.

Pada waktu Majapahit jatuh, kelima anak dari Mangku Bumi melarikan diri ke Sumatera yaitu yang tertua ke daerah Sung Sang bernama Ratu Senuhun, yang kedua di daerah Limau bernama Rio Bayung, yang ketiga di daerah Betung bernama Rima Demam, dan dua orang wanita di daerh Abad Penungkal (Air Hitam).

BACA JUGA:Tau Ga Sih? Mitos dan Misteri Ikan Dewa Dibalik Kecantikan dan Nilai Ekonominya, Penasaran? Yuk Disimak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: