IHSG Diperkirakan Sentuh Level 8.000 di Tengah Sentimen Positif Global pada 2024

IHSG Diperkirakan Sentuh Level 8.000 di Tengah Sentimen Positif Global pada 2024

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) Bicara Alasan Pengeluaran dari Indeks LQ45 Bersama Bursa Efek Indonesia (B-Foto:google/net-

IHSG Diperkirakan Sentuh Level 8.000 di Tengah Sentimen Positif Global pada 2024

 

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia diproyeksikan mencapai level kisaran 8.000 pada tahun ini, seiring dengan berbagai sentimen positif yang mendorong pertumbuhan pasar saham.

Domingus Sinarta Ginting, Head of Investment Specialist Sinarmas Asset Management (AM), menyatakan optimisme ini didasarkan pada berbagai faktor baik dari segi global maupun domestik.

Pertama-tama, perekonomian global diprediksi akan mengalami perbaikan pada tahun 2024. Menurut Ginting, proyeksi tersebut didukung oleh kebijakan penurunan suku bunga yang akan dimulai oleh Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), yang kemungkinan akan diikuti oleh mayoritas bank sentral di seluruh dunia.

International Monetary Fund (IMF) juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan meningkat dari 2,8% menjadi 3% pada tahun 2024.

BACA JUGA:IHSG Capai Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah di Awal Tahun 2024

Dengan kondisi global yang membaik, Ginting memprediksi bahwa perekonomian AS akan mampu menghindari resesi atau mencapai soft-landing.

Proyeksi pertumbuhan pasar saham Indonesia pada tahun ini dipegang pada target IHSG sebesar 7.700 sampai 8.000.

Sejumlah sektor seperti perbankan, infrastruktur, dan telekomunikasi diharapkan akan tumbuh, sebagai dampak dari pelonggaran kebijakan moneter global dan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang terus terjaga.

Dari sisi sentimen domestik, Ginting memperhatikan bahwa prospek perekonomian Indonesia di tahun 2024 tetap menjanjikan.

BACA JUGA:Rupiah Selasa Ditutup Menguat ke Rp15.446/USD; Dollar di Eropa Naik Perlahan.

Proyeksi pertumbuhan PDB secara year-on-year (yoy) diperkirakan akan mencapai kisaran 5%, sementara defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dijaga di bawah 3%.

Inflasi yang terus turun, potensi penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) sebesar 50 basis poin (bps), dan potensi penguatan nilai tukar rupiah juga diidentifikasi sebagai kekuatan utama bagi perekonomian Indonesia di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: