Ini menunjukkan bahwa wilayah Kerajaan Minangkabau sudah memiliki kelompok masyarakat sebelum Padang menjadi bagian darinya.
Pada saat yang sama, Kerajaan Aceh juga sedang mengembangkan wilayahnya, terutama dalam upaya perluasan daerah perdagangan.
Perkembangan Kota Sebagai Pelabuhan Dagang
Para pedagang Aceh secara bertahap berhasil menaklukkan Tiku, Pariaman, dan Inderapura, dan Padang menjadi daerah persinggahan sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke Aceh.
Pada saat itu, Padang tidak memiliki peran yang sangat penting dalam wilayah Kerajaan Minangkabau, yang lebih fokus pada perdagangan yang mengarah ke pantai timur melalui sungai-sungai besar yang berasal dari sekitar Gunung Merapi.
Daerah ini, yang sekarang menjadi pusat kota Padang, sudah menjadi pusat pemukiman dan tempat berdirinya Kerajaan Minangkabau.
BACA JUGA:Sejarah dan Asal Usul Nama Desa Mainan Banyuasin, Wow Bukan desa Kecil ini ! Mari kita Telusuri
Di sisi lain, Malaka, yang pernah menjadi daerah pelabuhan penting, menjadi kurang aman akibat invasi Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda. Hal ini mengakibatkan perubahan dalam arus perdagangan, yang menjadi tidak aman bagi Kerajaan Aceh dan Malaka itu sendiri.
Oleh karena itu, kawasan pesisir di pantai barat Sumatera menjadi pilihan yang lebih aman bagi bangsa asing karena mereka belum mengetahui sepenuhnya tentang daerah ini.
Pengaruh Kerajaan Aceh dan Belanda
Kerajaan Aceh, yang berada di ujung utara Sumatera, memiliki keunggulan topografi untuk mencapai pantai barat, meskipun sebagian besar wilayah tersebut dikuasai oleh Kerajaan Minangkabau.
Kerajaan Aceh memandang Padang sebagai daerah yang kurang penting pada awalnya, tetapi Aceh tidak ingin Belanda menguasainya.
Namun, Belanda melihat peluang ini dan mencoba mendekati penguasa Aceh setempat.
BACA JUGA:Wah! Iniloh Asal-usul Kota Pangkalan Balai Banyuasin, Penasarankan? Yuk Kita Gali Lebih Dalam !
Pada tahun 1660, Belanda berhasil mendirikan kantor dagang dan mengangkat seorang tokoh lokal, Orang Kaya Kecil, sebagai penasihat kompeni dan penghubung dengan penduduk setempat serta raja-raja muda.
Namun, meskipun mereka memiliki dukungan lokal, Belanda tidak selalu aman setelah itu.