Jumlah garam yang digunakan harus cukup untuk mengawetkan ikan, tetapi jangan gunakan terlalu banyak garam, karena ini akan menghasilkan rasa yang terlalu asin.
Nasi yang digunakan dalam proses pembuatan Bekasam tidak boleh terlalu banyak, karena bisa menyebabkan rasa terlalu asam.
Penting untuk menggunakan nasi yang sudah dingin, karena nasi yang panas dapat menyebabkan Bekasam menjadi busuk.
Bekasam yang sudah jadi seharusnya tidak tercium bau busuk. Jika Anda mencium bau busuk, itu mungkin tanda bahwa Bekasam tidak berhasil fermentasi dengan baik.
Manfaat dan Potensi Bekasam
Selain menjadi hidangan tradisional yang lezat, Bekasam juga memiliki potensi manfaat kesehatan.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa Bekasam memiliki aktivitas antihipertensi.
Ini disebabkan oleh terbentuknya peptida bioaktif hasil degradasi protein ikan selama proses fermentasi Bekasam.
BACA JUGA:Ini Lho 5 Makanan Khas Musi Banyuasin Enak dan Legit, Cobain Yuk!
Aktivitas antihipertensi adalah hal yang penting karena tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah masalah kesehatan yang serius yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Potensi manfaat kesehatan dari Bekasam menunjukkan bahwa makanan fermentasi tradisional seperti ini memiliki potensi untuk menjadi fokus penelitian lebih lanjut dalam konteks kesehatan masyarakat.
Selain manfaat kesehatan, Bekasam juga berperan dalam mempertahankan warisan budaya dan tradisi kuliner Indonesia.
Praktik tradisional ini adalah bagian penting dari identitas masyarakat di daerah-daerah dengan musim ikan.
Di tengah arus globalisasi dan modernisasi, menjaga praktik seperti pembuatan Bekasam adalah cara untuk memastikan bahwa warisan kuliner dan budaya ini tetap hidup.
Bekasam adalah contoh makanan fermentasi unik dari Indonesia yang berasal dari tradisi pengawetan ikan selama musim ikan.