Tak Terduga! Jejak Rempah-Rempah India pada Era Sriwijaya Membongkar Asal Usul Nama 'Komering'

Tak Terduga! Jejak Rempah-Rempah India pada Era Sriwijaya Membongkar Asal Usul Nama 'Komering'

Membongkar Asal Usul Nama 'Komering'-Foto: google/net-

BACA JUGA:Sungguh ajaib Suku Koto Minangkabau! Ternyata Memiliki Seorang Pelindung dalam Tradisi Turun Temurun

Kemudian, sebagian lagi turun ke daerah bawah dengan mengikuti aliran sungai di daerah huluan Sumatera Selatan, yang kemudian dikenal dengan suku Samanda Di Way, yang berarti "orang yang mengikuti aliran sungai," dan berakhir di Minanga (purba).

Suku ini kemudian menjadi asal mula suku Daya, Komering, Ranau, dan sebagainya.

Kelompok Samanda Di Way atau dengan dialek sekarang menjadi Semendawai, yang kemudian disebut Komering, adalah kelompok masyarakat yang mendiami mulai dari hulu (Muaradua) hingga di muara (Minanga).

Pada awalnya, mereka adalah kelompok masyarakat kecil yang bermigrasi dari pegunungan turun mengikuti aliran sungai.

Kemudian, mereka berpencar mencari tempat-tempat strategis untuk menetap dan mendirikan ke Puhyangan.

BACA JUGA:Terkuak! Situs Pecahan Kapal & Gerbang Perdagangan Kerajaan Sriwijaya: Apa Kaitannya dengan Banyuasin?

Beberapa tokoh yang menjadi pendiri daerah-daerah di sekitar sungai Komering adalah Puhyangan Ratu Sabibul, pendiri daerah Gunung Batu, Puhyang Kai Patih Kandi, pendiri daerah Maluway/ Manduway, dan Puhyang Minak Ratu Damang Bing, pendiri daerah Minanga (Muara).

Sementara itu, kelompok kedua yang turun gunung adalah Puhyang Umpu Sipandang, pendiri daerah Gunung Terang, Puhyang Minak Adi Pati, pendiri daerah Pemuka Peliung, dan banyak lagi.

Selain itu, Perang Abung pada abad ke-13 merupakan momen penting dalam sejarah wilayah ini. Perang ini melibatkan marga Semendawai dan marga Abung Lampung.

Setelah perang Abung berakhir, beberapa kepuhyangan baru muncul, termasuk Puhyang Ratu Penghulu, pendiri daerah Banton, Puhyang Umpu Ratu, pendiri daerah Pulau Negara, Puhyang Jati Keramat, pendiri daerah Bunga Mayang, dan Puhyang Sibala Kuang/Puhyang Daya, pendiri daerah Mahanggin, yang terdiri dari Sandang, Rawan, Rujung, Kiti, Lengkayap, dan lainnya.

Selain itu, Perang Abung juga menjadi cikal bakal terbentuknya suku Kayu Agung yang mendiami wilayah baru di hilir sungai.

BACA JUGA:Sejarah Rumah Bari Adat asli Kota Pangkalan Balai Banyuasin, Merupakan Cagar Budaya Peringkat Kabupaten

Periode ini juga menyaksikan perubahan aliran atau alur sungai Komering yang mengalami perubahan sehingga muara sungai tidak lagi di Minanga tetapi terus ke arah Gunung Batu, Kayu Agung, dan bermuara di Sungai Musi.

Dahulu, kepuhayangan yang mendiami sekitar sungai Komering berdiri sendiri-sendiri yang dipimpin oleh seseorang sesepuh yang disebut Puhyang.

Namun, pada akhirnya, konsep kepuhayangan tidak lagi digunakan.

Saat ini, sebagian besar wilayah suku Semendawai atau suku Komering masuk dalam Kabupaten OKU Timur.

Dari cerita ini, kita dapat menyimpulkan bahwa nama "Komering" memiliki akar yang dalam dalam sejarah dan merupakan hasil dari berbagai pengaruh budaya, perdagangan, dan perpindahan masyarakat.

Nama ini mengungkapkan kayaannya dalam sejarah dan merupakan warisan budaya yang patut dijaga dan diceritakan kepada generasi berikutnya.

BACA JUGA:Suku Piliang: Melacak Jejak Klan Etnis Minangkabau yang Terhormat

Sebuah nama yang tampak sederhana mungkin memiliki kisah yang penuh makna, dan inilah yang membuat pemahaman asal usul nama "Komering" begitu menarik dan penting. **

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: