
Rendahnya Kesadaran dan Kepatuhan Berobat
Kurangnya edukasi kesehatan dan kesadaran terhadap pentingnya pemeriksaan rutin menjadi salah satu penyebab utama mengapa banyak kasus hipertensi tidak tertangani dengan baik.
Pada kelompok usia produktif 18–59 tahun, hanya sekitar 5,9% yang terdiagnosis hipertensi.
Namun yang lebih mengejutkan, hanya 2,53% yang rutin mengonsumsi obat dan 2,34% yang melakukan kunjungan ulang ke fasilitas kesehatan.
BACA JUGA:Cintai Diri, Cegah Kanker Payudara: Kampanye Gaya Hidup Sehat Demi Masa Depan yang Lebih Cerah
BACA JUGA:Hijab Segi Empat, Gaya Abadi yang Selalu Bisa Diandalkan oleh Muslimah Segala Usia
Di kelompok lansia, yang notabene lebih rentan terhadap penyakit ini, kondisi tidak jauh berbeda.
Dari 22,9% lansia yang terdiagnosis hipertensi, hanya 11,9% yang minum obat secara teratur, dan 11% yang melakukan kontrol ulang.
Ini mencerminkan betapa pentingnya peningkatan edukasi dan pendampingan medis berkelanjutan dalam pengelolaan hipertensi.
Gaya Hidup Tak Sehat Jadi Biang Keladi
Banyak faktor gaya hidup yang berkontribusi terhadap meningkatnya angka hipertensi.
Pola makan tinggi garam, konsumsi makanan cepat saji, serta minimnya asupan buah dan sayuran menjadi penyebab utama.
BACA JUGA:Lagu 'You'll Be In My Heart, Kembali Viral Berkat NIKI, Ini Alasan di Baliknya!
BACA JUGA:Kurang Tidur Bisa Bikin 'Menua' 10 Tahun Lebih Cepat, Ini Penjelasan Ilmiahnya
Ditambah lagi dengan kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, stres berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik, tekanan darah seseorang bisa melonjak drastis tanpa disadari.
“Banyak orang lebih memilih duduk berjam-jam di depan layar dibandingkan berjalan kaki atau berolahraga ringan.