Ketegangan di Timur Tengah Mendorong Kenaikan Harga Minyak Mentah

Ketegangan di Timur Tengah Mendorong Kenaikan Harga Minyak Mentah

Ketegangan di Timur Tengah Mendorong Kenaikan Harga Minyak Mentah-Foto:google/net-

Ketegangan di Timur Tengah Mendorong Kenaikan Harga Minyak Mentah

 

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Harga minyak mentah menguat seiring terjadinya dua insiden di Timur Tengah, yang berpotensi meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.

Data Bloomberg pada Kamis (18/1/2024) menunjukkan bahwa harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Februari 2024 naik 0,80% atau 0,58 poin menjadi US$73.14 per barel pukul 14.21 WIB.

Harga minyak Brent kontrak Maret 2024 juga mengalami kenaikan sebesar 0,54% atau 0,42 poin menjadi US$78,30 per barel pada pukul 14.22 WIB.

Minyak mentah telah mengalami tekanan pada awal tahun ini, dipengaruhi oleh krisis di Timur Tengah dan kekhawatiran akan perlambatan permintaan.

BACA JUGA:MPStore (MPIX) Bersiap Hadapi Tantangan Pasca Umumkan IPO!

Keputusan Federal Reserve AS untuk menurunkan suku bunga lebih lambat dari perkiraan turut memengaruhi pasar. Para pedagang juga mengantisipasi dampak pengurangan produksi dari OPEC+.

Pada front militer, Yaman menjadi pusat serangan dengan lebih dari selusin peluncur rudal Houthi yang menargetkan kapal pengiriman.

AS merespons dengan menyerang Houthi sebagai langkah balasan. Di tempat lain, Pakistan juga melancarkan serangan balasan ke Iran.

Krisis di Yaman telah mempengaruhi jalur perdagangan melalui Laut Merah dan Terusan Suez, menghambat arus perdagangan karena kapal-kapal beralih ke rute alternatif yang lebih panjang.

BACA JUGA:Ganjar Pranowo Rencanakan Revitalisasi Peran BUMN dan Sinergitas dengan Swasta untuk Kurangi Monopoli

AS juga akan memasukkan Houthi ke dalam daftar kelompok teroris, dengan kelompok ini menyatakan dukungan terhadap Hamas dalam konfliknya dengan Israel.

Kondisi pasar minyak semakin ketat, terlihat dari selisih kontrak Brent dalam tiga bulan yang melebar hampir US$1 per barel, menunjukkan perbedaan dengan situasi sebulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: